SPONSOR

Berbagilah ilmu kepada orang lain, jangan takut kalau orang yang anda bagi ilmu itu menjadi lebih pandai, justru dengan membagi ilmu kepada orang lain maka ilmu anda akan bertambah
ss_blog_claim=88075c8098bd7cc62c30ae20969eb189
Tampilkan postingan dengan label Teknik Sipil. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teknik Sipil. Tampilkan semua postingan

Jumat, 04 Desember 2009

Klasifikasi Jalan Raya Menurut Ramainya Lalu-Lintas

Suatu jalan raya yang mempunyai banyak jalur lalu-lintas itu tergantung pada kecepatan kendaraan-kendaraan masih harus dibagi lagi dalam beberapa jalur lalu-lintas, yaitu jalur-jalur lalu-lintas lambat dan jalur-jalur lalu-lintas cepat.

Jalur-jalur lalu-lintas cepat itu dibagi lagi menurut kecepatan kendaraan- kendaraan yang melaluinya dalarn beberapa gulongan yaitu:

1. Jalur lalu-lintas untuk. 40 km/jam.
2. Jalur lalu-lintas untuk 50 km/jam.
3. Jalur lalu-lintas untuk 60 krn/jam ke atas.

Oleh karena itu, pada perencanaan pembuatan suatu jalan harus dapat rnenjangkau perkembangan lalu-lintas untuk sesuatu waktu yang tertentu dikemudian hari tanpa ada perbaikan yang berarti, misalnya dapat mencapai umur rencana 15-20 tahun yang mendatang.

Umur rencana jalan adalah jangka waktu sejak jalan itu dibuka hingga saat diperlukan perbaikan berat atau telah dianggap perlu untuk memberi lapisan pengerasan baru. Ramainya lalu-lintas kendaraan yang melewati sesuatu jalan itu dapat diteliti dengan menghitung jumlah (volume) kendaraan yang lewat sesuai dengan masing-masing jenis kendaraan.

Pekerjaan penelitian ini dilakukan tiap-tiap hari selama 24 jam terus-menerus selama jangka waktu yang tertentu misalnya sdanra 2 minggu berturut-turut. Angka-angka yang menunjukkan hasil penelitian (pencatatan) jumlah kendaraan yang lewat itu disebut "Lalu-lintas Harian Rata-rata" disingkat L.H.R..

Karena beraneka ragam jenis-jenisnya kendaraan maka diadakan suatu angka perbandingan antara jenis-jenis kendaraan itu. Untuk mobil penumpang/sepeda-motor disebut "Satuan Mobil Penumpang" disingkat S.M.P. yang besar angka perbandingannya ditetapkan sama dengan satu. Besar angka-angka perbandingan untuk kendaraan jenis lainnya dapat dibaca pada Tabel 2.1.

Bila suatu jalan terdapat berbagai jenis kcndaraan dengan jurnlah yang berbeda, maka dengan angka perbandingan pada Tabel 2.1 dibuat daftar yang akan menghasilkan angka "S.M.P."-nya.

Setelah didapat angka "S.M.P."-nya kita menentukan kelas jalan dengan membaca Tabel 2.2. Sebagai contoh perhatikan daflar yang menghasilkan jumlah "S.M.P." suatu jalan sebesar 10.500 S.M.P. yang dapat dibaca di bawah ini.

Selengkapnya....

Rabu, 04 November 2009

Klasifikasi Jalan Raya Menurut Fungsinya

1. Jalan Utama/ Jalan Primer

Jalan Raya Utama adalah jalan raya yang melayani lalu lintas yang tinggi (kendaraan berat) antara kota-kota yang penting atau antara pusat-pusat produksi dan pusat-pusat eksport. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut;

• Dilalui oleh kendaraan berat > 10 ton, 10 ton adalah beban ganda.
• Dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan tinggi (PR) > 80 km/jam.

2. Jalan Sekunder

Jalan Raya Sekunder ialah jalan raya yang melayani lalu lintas yang cukup tinggi, baik kendaran ringan maupun berat antara kota-kota penting dan kota-kota yang lebih kecil, serta melayani daerah-daerah di sekitarnya. Adapun cirinya sebagai berikut;

• Kendaraan yang melaluinya yaitu kendaraan ringan <> 10 ton
• Dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan sedang (40-80 km/jam).

3. Jalan Penghubung/ Jalan Lokal

Jalan penghubung adalah jalan keperluan aktivitas daerah yang sempit juga dipakai sebagai jalan penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang lama atau yang berlainan.

Fungsi jalan penghubung adalah untuk melayani lalu lintas yaitu memenuhi kebutuhan aktivitas masyarakat setempat biasanya jalan perkotaan. Adapun ciri-cirinya;

• Melayani semua jenis pemakai jalan, kendaraan ringan serta kendaraan berat namun dibatasi dari pusat pemukiman ke pusat industri.
• Kecepatan kendaraan rendah (max. 60 km/jam).
• Banyak persimpangan jalan serta terdapat titik simpul sebagai pusat aktivitas masyarakat.

Selengkapnya....

Minggu, 04 Oktober 2009

Klasifikasi Jalur Lalu-Lintas

Berhubungan dengan perbedaan kecepatan kendaraan yang menggunakan jalan raya, maka jalan raya itu dibagi dalam berbagai jalur lalu-Iintas, vaitu:

1. Jalur lalu lintas pejalan kaki (trotoir di dalam kota bahu-bahu di luar kota).
2. Jalur lalu lintas untuk sepeda.
3. Jalur lalu lintas untuk sepeda motor.
4. Jalur lalu lintas untuk mobil. truk dan kendaraan lain yang sejenis.

• Lebar Jalur Lalu-Lintas Untuk Sepeda

Lebar jalur lalu lintas untuk sepeda ditetapkan 0,75 m karena ukuran lebar sepeda berikut pengendaranya kurang lebih 0,60 m.

• Lebar Jalur Lalu-Lintas untuk Sepeda Motor

Lebar jalur lalu lintas untuk sepeda motor ditetapkan 1 m. Tetapi jika lalu lintas kendaraan ini digabungkan dengan lalu lintas kendaraan penumpang lainnya (mobil dll.), maka haruslah lebar jalur itu ditambah dengan 1-1,5 m. Kalau lalu lintas sepeda motor itu harus diperbesar maka lebar jalur lalu lintas itu harus diperbesar menurut keperluan.

• Lebar Jalur Lalu-Lintas Untuk Mobil, Truk Dan Kendaraan Bermotor Lainnya Yang Sejenis

Lebar jalur lalu lintas untuk mobil, truk dan kendaraan-kendaraan lain yang sejenis itu tidak dapat ditetapkan dengan setepat-tepatnya karena beraneka ragam bentuk dan ukuran-ukuran kendaraan-kendaraan tersebut.
Sebelum menetapkan lebar jalur lalu lintas terlebih dahulu harus diadakan penelitian dan pengamatan mengenai keadaan lalu lintas kendaraan-kendaraan di jalan tersebut di kemudian hari.

Lebar jalan lalu lintas yang normal untuk mobil dan truk yang ditetapkan diberbagai negara itu tidak sama. Sebagian perbandingan diberikan contoh sebagai berikut: Lebar jalur lalu lintas yang normal untuk mobil dan truk di Amerika (U.S.A.) dan di lnggris ialah 12 feet = kurang lebih 3,65 m, di Negeri Belanda 3,60 m dan di Jerman Barat 3,75 m.
Di Indonesia lebar jalur lalu lintas itu ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga seperti yang tercantum, pada daftar "Standar Perencanaan Geometrik".

Selengkapnya....

Sabtu, 03 Oktober 2009

Jawaban latihan 2 Buku Panduan Kuliah PLSBT

1. Apakah plsbt itu suatu disiplin ilmu atau bukan jelaskan!

PLSBT bukan suatu disiplin ilmu karena PLSBT terdiri dari beberapa ilmu. PLSBT merupakan sebuah pengetahuan bukan displin ilmu tertentu. Pengetahuan yang bersifat umum sedangkan ilmu berifat khusus.

2. Jelaskan ruang lingkup pembahasan plsbt
  • pendidikan : proses pedewasaan, pengembanan kepribadian
  • lingkungan : aspek interaksi antara makhluk hidup, terutama manusia dengan lingkungannya, yang merupakan kajian ekologi, termasuk ke dalamnya kajian ekologi manusia
  • sosial : aspek interaksi sosial dan sosialisasi yang merupakan kajian sosiologi, psikologi sosial, dan bidang ilmu sosial lainnya.
  • budaya : aspek budaya yang merupakan asil ungkapan dan pngembangan akal budi manusia dengan prosesnya, yang merupakan kajian antropologi, khususnya antropologi budaya dan bidang humaniora.
  • teknologi : salah satu unsur budaya yang merupakan penerapan praktis ilmu pengetahuan yang membawa dampak kemajuan kesejahteraan (positif) dan ketimpangan (negatif) dalanm kehidupan manusia.
3. apa yang disebut ilmu?

Ilmu adalah pengetahuan yang sudah tersusun, diklasifikasikan, diorganisasi, disistematisasi, diinterpretasi yang menghasilkan kebenaran objektif yang sudah diuji dan dapat diuji ulang secara ilmiah.

4. apa saja syarat2 disiplin ilmu?
  • memiliki objek tertentu
  • memiliki metode atau cara kerjanya tertentu (bisa bersifat deduksi dan induksi)
  • memiliki kegunaan
  • tersusun secara sistematis
  • uraiannya biologis
  • bersifat universal
  • memiliki pengertian-pengertian khusus
  • memiliki masyarakat ahli (community scholar) atau apakr ilmu sendiri.
5. jelaskan objek2 kajian dari masing2 disiplin ilmu baik yang termasuk dalam rumpun ilmu2 sosial, ilmu2 kealaman, maupun ilmu2 sosial budaya!

Ojek formal dari ilmu-ilmu sosial :

a. objek formal sosiologi adalah aspek relasi antarmanusia dalam konteks sosialnya.
b. Antropologi objek formalnya adalah aspek fisik dan budaya manusia dalam konteks sosialnya
c. Objek formal ilmu ekonomi adalah aspek kebutuhan material manusia dalam konteks sosialnya
d. Ilmu hukum objek formalnya ialah prilaku manusia yang berhubungan dengan masalah keteraturan dalam konteks sosialnya.
e. Ilmu komunikasi objek formalnya adalah aspek prnyataan manusia dalam konteks sosialnya
f. Ilmu politik objek formalnya adalah aspek kekuasaan, yaitu bagaimana manusia mendapatkan kekuasaan, mempertahankan kekuasaan, dan mendistribusikan kekuasaan

Objek fomal dari ilmu-ilmu kealaman :

a. astronomi objek formalnya ialah tentang perkembangan benda-benda yang ada di angkasa
b. objek formal arkeologo yaitu mengkaji tentang benda-benda purbakala pada masa lalu
c. matematika bukanlah merupakan ilmu, melainkan cara berfikir deduktif sebagi sarana dalam kegiatan berbagai disiplin ilmu
d. objek formal ilmu fisika, yaitu mengenai zat, gerak, ruang, dan waktu dalam konteks kealaman.
e. Biologi objek formalnya adalah makhluk hidup dan organisme dalam konteks kealaman

Selengkapnya....

Jawaban latihan 1 Buku Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial BUdaya dan Teknologi

Sub bab : Latar Belakang Buku Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial BUdaya dan Teknologi (PLSBT)

1. Jelaskan apa yang melatarbelakangi lahirnya mata kuliah PLSBT?

Lahirnya PLSBT dilatarbelakangi oleh kompleksnya masalah lingkungan, masalah sosial, masalah budaya, dan masalah yang ditimbulkan oleh efek ilmu dan teknologi. Sumber masalah tersebut bukan berasal dari faktor tunggal. Banyak dimensi dan aspek lain yang menyebabkan timulnya masalah tersebut. Masalah-masalah yang timbul tersebut telah banyak dibicarakan dan dibahas, tapi pemecahan ini secar parsial(sebagian) dan tidak utuh. Oleh karena itu lahir lah mata kuliah PLSBT, permasalahan lingkungan, sosial, budaya, dan teknologi tidak hanya didekati dari segi pencarian alternatif pemecahan permasalahnnya saja, tetapi juga dari segi pendidikan (pendidikan PLSBT) yang akan ditanamkan kepada mahasiswa. Dengan demikian PLSBT berfungsi untuk merekat dan melahirkan kebersamaan dalam hal memecahkan masalah-masalah dalam berbagi disiplin ilmu.

2. Jelaskan mengapa plsbt termasuk dalam rumpun mata kuliah umum ?

PLSBT termasuk dalam rumpun mata kuliah umum karena memiliki tujuan yang sama dengan mata kuliah umum yakni menitikberatkan pada usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa. Dengan kemampuan ini diharapkan mahasiswa dapat memiliki pengetahuan, sehingga mampu menunjukan sikap, tingkah laku dan tindakannya yang mencerminkan kepribadian indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, lingkungan, kemasyarakatan, dan kenegaran serta memiliki pandangan yg luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi masyarakat indonesia.

3. Berikan penjelasan yang lengkap kontribusi apa yang anda harapkan dari PLSBT terhadap lulusan jurusan anda masing2!

a. Dapat memahami ilmu-ilmu yang yang terspesialisasi dari waktu ke waktu
b. Memahami perkembangan masyarakat yang kompleks dan persoalan yang begitu rumit
c. Untuk mengatasi hal-hal yang terjadi di masyarakat
d. Memiliki bekal pengatahuan untuk menyadari kenyataan masalah sosial budaya
e. Memberi kesadaran bahwa masalah sosial budaya bersifat kompleks tidak dapat dipecahkan berdasarkan satu disiplin ilmu tertentu, melainkan harus dipecahkan secara interdisipliner (semua mata ilmu)

Selengkapnya....

Jumat, 04 September 2009

Klasifikasi Jalan Raya Menurut Berat Kendaraan

Menurut berat kendaraan yang Iewat, jalan raya terdiri atas:
1. Jalan Kelas I
2. Jalan Kelas IIA.
3. Jalan Kelas IIB.
4. Jalan Kelas IIC.
5. Jalan Kelas III.

Tebal perkerasan jalan itu ditcntukan sesuai dengan kelas jalan.

Makin berat kendaraan-kendaraan yang melalui suatu jalan, makin berat pula syarat-syarat yang ditentukan untuk pembuatan jalan itu.

• Kelas I

Kelas jalan ini mencakup semua jalan utama dan dimaksudkan untuk dapat melayani lalu lintas cepat dan berat. Dalam komposisi lalu lintasnya tak terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak bermotor. Jalan raya dalam kelas ini merupakan jalan-jalan raya yang berjalur banyak dengan konstruksi perkerasan dari jenis yang terbaik dalam arti tingginya tingkatan pelayanan terhadap lalu lintas.

• Kelas II

Kelas jalan ini mencakup semua jalaln-jalan sekunder. Dalam komposisi Ialu lintasnya terdapat lalu lintas lambat. Kelals jalan ini, selanjutnya berdasarkan komposisi dan sifat lalu lintasnya, dibagi dalam tiga kelas, yaitu : IIA, IIB dan IIC.

• Kelas IIA
Adalah jalan-jalan raya sekuder dua jalur atau lebih dengan konlstruksi permukaan jalan dari jenis aspal beton (hot mix) atau yang setaraf, di mana dalam komposisi lalu lihtasnya terdapat kendaraan lambat tapi, tanpa kendaraan tanpa kendaraan yang tak bermotor. Untuk lalu lintas lambat, harus disediakan jalur tcrsendiri.

• Kelas IIB

Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari penetrasi berganda atau yang setaraf di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat, tapi tanpa kendaraan yang tak bermotor.

• Kelas IIC

Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari jenis penetrasi tunggal di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat dari kendaraan tak bermotor.

• Kelas III

Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan penghubung dan merupakan konstruksi jalan berjalur tunggal atau dua. Konstruksi pcrmukaan jalan yang paling tinggi adalah pelaburan dengan aspal.

Selengkapnya....

Rabu, 02 September 2009

Geometrik Jalan Raya

Geometrik merupakan membangun badan jalan raya diatas permukaan tanah baik secara vertikal maupun horizontal dengan asumsi bahwa badan/ bentuk permukaan bumi adalah tidak rata. Tujuannya adalah menciptakan hubungan yang baik antara waktu dan ruang menurut kebutuhan kendaraan yang bersangkutan, menghasilkan bagian-bagian jalan yang memenuhi persyaratan kenyamanan, keamanan, serta nilai efisiensi yang optimal. Dalam membangun jalan raya itu dipengaruhi oleh topografi, sosial, ekonomi dan masyarakatnya.

Beberapa hal yang menyangkut Geometri - Pemahaman konseptual:

1. Aliyement horizontal yaitu garis proyeksi sumbu jalan yang diasumsikan tegak lurus atau sejajar dengan bidang gambar.
  • Jalan raya dipandang pada suatu bidang datar merupakan sumbu jalan (garis sumbu jalan) rangkaian dari garis-garis lurus. Tiga syarat pokok pada jalan yang akan dirancang (geometris) yaitu; Nyaman, Aman, Efisien/ekonomis.
  • Tikungan/titik belok
  • Lengkung horizontal
  • Kemiringan melintang/super elevasi
  • Pelebaran tikungan, khusus mengamati pergeseran antara roda muka dengan roda belakang.
  • Penomoran jalan (stasioning), penempatan titik station yang digunakan untuk keperluan desain.
2. Aliyement vertikal yaitu seakan-akan jalan itu naik dan turun atau tegak lurus bidang gambar. Ada beberapa yang harus diperhatikan yaitu;
  • Lengkung perlalihan vertikal
  • Cut and fill (penimbunan dan penggalian tanah)
  • Drainase.

Selengkapnya....

Teknologi Jalan Raya Modern

Setelah adanya penemuan mesin penggerak kendaraan pengangkut yang memungkinkan kendaraan pengangkut bergerak lebih cepat dengan membawa kendaraan pengangkut bergerak lebih cepat dengan membaw beban yang lebih banyak, hal ini merupaka revolusi terbesar dalam sejarah perkembangan jalan raya. Association Internationale Permanente dan congres dela route yang didirikan di Paris tahun 1908 merupakan lembaga petemuan tetap internasional yang menetapkan norma-norma dan ketentuan pembangunan jalan raya. Tahun 1914 didirikan pula perserikatan pejabat jalan raya dan transportasi negara-negara bagian di Amerika yaitu American Association of state highway Officials (AASHO). Dan penggunaan aspal sebagai perkerasan dimulai sejak 1920 sehingga pada tahun 1935 pembangunan jalan raya mulai dikembangkan berdasarkan bidang spesialisasi keilmuan, yaitu bidang perencanaan geometri jalan raya dan bidang peencanaan konstruksi perkerasan jalan raya.

Indonesia pada perkembangan jalan rayanya dimulai sejak jaman kerajaan Tarumanegara mulai th 400- 1519 M. Pada masa itu jalan dibuat untuk menunjang kegiatan perdagangan yaitu untuk mengangkut barang dagangan dan mengangkut bahan-bahan untuk pembuatan candi sebagai sarana ibadah. Dan dengan kedatangan VOC th 1965 turut memperbanyak jalur jalan. Pada jaman pemerintahan gubernur jenderal Daendless dibangun jalan antara anyer, panarukan. Jalan ini dibangun untuk kepentingan strategi militer perang dan juga bertujuan untuk menjangkau daerah terpencil dan untuk mendorong pertumbuhan sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Jalan yang dibangun sejak jaman VOC setelah jaman kemerdekaan oleh pemerintah jalan raya itu;
  • Diperbesar, kualitas konstruksi ditingkatkan dengan tujuan untuk pelayanan lalu lintas dengan klasifikasi cepat, aman, nyaman.
  • Jalan yang ada diperbaiki, desain geometri diperbaiki.
  • Membuka isolasi terpencil maka dibangun jalan raya baru untuk meningkatkan sosial ekonomi. Jalan raya di Indonesia mempunyai beberapa tujuan yang meliputi;
  • Sebagi sarana transportasi untuk menjamin stabilitas ekonomi dan keamanan negara.
  • Untuk mendorang pertumbuhan dan perkembangan sosial, ekonomi, dan budaya.
  • Sebagai pengembangan jaringan sistem pelayaran transportasi perkotaan untuk berbagai aktifitas masyarakat, yang dikembangkan adalah metoda transportasi modern yaitu dengan jalan door to door.

Selengkapnya....

Jumat, 31 Juli 2009

Sejarah Perkembangan Jalan Raya

Sejarah perkembangan jalan raya yang pada mulanya dari berupa bekas jejak berubah menjadi jalan raya modern. Jalan dibuat karena manusia perlu bergerak dan berpindah-pindah dari suatu tempat ketempat lain untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Jejak jalan tersebut berfungsi sebgai penuntun arah dan menjadikan jejak jalan semakin melebar dikarenakan seringa berpindah-pindahnya mereka.

Kemudian kurang lebih 5000 tahun yang lalu, manusia hidup berkelompok, untuk keperluan tukar menukar barang pokok mereka mulai menggunakan jalur jalan secara tetap yang berfungsi sebagai jalan prasarana sosial dan ekonomi. Dari sejarah perkembangan peradaban manusia dan dari berbagai penemuan para pakar transportasi tentang sejarah perkembangan jalan dapatlah diketahui bahwa :

1. Jalan pertama yang menggunakan perkerasan ditemukan didaerah Mesopotamia  3500 SM. Penemuan ini dipandang sebagai awal dari sejarah keberadaan jalan raya.

2. Konstruksi jalan yang terdiri dari tanah asli dilapisi dengan batu kapur dan ditutup dengan batu bata ditemukan diantara Babilonia hingga Mesir yang diperkirakan dibangun 2500-2568 SM oleh raja Cheope yang berfungsi untuk mengangkut batu-batu besar dalam membangun Great Pyramid.

3. Permukan jalan yang diperkeras dari batu – batuan ini ditemukan dipulau Crate (Kereta) Yunani yang dibuat kurang lebih 1500 SM.

4. Diwilayah Babilonia ditemukan permukaan jalan yang dibuat berlapis-lapis yaitu dari lapisan tanah dasar yang diatasnya disusun lapisan batu-batu besar, batu beronjol dicampur mortar, batu kerikil dan kemudian ditutup dengan batu Plat.

Menuju jalan modern pada masa Kekaisaran Romawi yang mengalami kejayaan dalam membangun jalan pada tahun 753- 476 SM. Hal tersebut berdasarkan atas berbagai penemuan antara lain :

a. Penemuan danau aspal Trinidad oleh Sir Walter Religh Tahun 1595, dimana dengan bahan temuan tersebut dapat dipergunakan untuk memperkeras lapisan permukaan jalan.

b. Pierre Marie Jereme Tresaquet dari Perancis memperkenalkan konstruksi jalan dari batu pecah pada periode th 1718 – 1796.

c. Metode perinsip desak diperkenalkan oleh orang Scotlandia yaitu pada tahun 1790 yaitu Thomas Telford, yaitu suatu konstruksi perkerasan jalan yang dibuat menurut jembatan lengkung dari batu belah, serta menambahkan susunan batu – batu kecil diatasnya.

d. Tahun 1815 Jhon london Mc adams memperkenakan prinsip tumpang tindih atau konstruksi Makadam.

e. Penemuan mesin penggilas (stom roller) ditemukan th 1860 oleh Lemoine.

Selengkapnya....

Rabu, 29 Juli 2009

Tugas Besar Teknik Jalan Raya 1

Lajur tanah yang disediakan khusus untuk sarana/ prasarana perhubungan darat yang dibuat sedemikian rupa untuk melayani kelancaran arus lalu lintas disebut juga dengan Jalan Raya. Sarana prasarana perhubungan tersebut meliputi semua bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi pelayanan arus lalu lintas, guna untuk memindahkan orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lain.

Lalu lintas sendiri dapat didefinisikan sebagai semua gerakan jenis pemakai jalan yang terdiri dari manusia pejalan kaki, semua alat pengangkut yang digerakan oleh manusia dan hewan. Kelancaran lalu lintas di jalan raya sangat dipengaruhi oleh tingkat kemampuan pelayanan yang dapat diberikan oleh setiap bagian jalan raya tersebut, antara lain oleh lebar jalan dan jumlah jalur. Pada keadaan sekaran ini dapat dilihat bahwa kepadatan lalu lintas menjadi semakin tinggi dan tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh bagian-bagian jalan raya semakin rendah.

Klasifikasi dan spesifikasi suatu jalan raya dapa ditetapkan jika terdapat kesesuaian antara kepadatan lalu lintas. Klasifikasi dan spesifikasi tersebut sangat berguna dan dapat memberikan kejelasan mengenai tingkat kepadatan lalu lintas yang perlu dilayani oleh setiap bagian-bagian jalan. Klasifikasi dan spesifikasi jalan raya dapat dibedakan menurut fungsi pelayanannya, menurut kelas jalan, menurut keadaan topografi, penggolongan layanan administrasi dan menurut jenis-jenis jalan raya.

Sistematika Penulisan Tugas Terstruktur Teknik Jalan Raya 1. Dalam penyajiannya sebagai tugas mata kuliah jalan raya I, dibahas dan dijelaskan dengan sistematika penulisan seperti berikut ini :

BAB I. PENDAHULUAN : Membahas latar belakang, tujuan penulisan, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.


BAB II. SEJARAH PERKEMBANGAN JALAN DAN GEOMETRIK JALAN RAYA : Membahas sejarah perkembangan jalan dan teori geometrik jalan raya.

BAB III. PEMATOKAN/ STAKE OUT Membahas bagaimana pematokan garis lurus, pematokan lengkung horisontal dan pematokan lengkung vertikal.

BAB IV. KELAYAKAN TEKNIS ALIGNMENT VERTIKAL : Menghitung panjang horisontal trase, beda tinggi titik titik trase jalan, menghitung kelandaian arah memanjang, menghitung panjang kritis jalan, menghitung interpolasi panjang kritis dari tabel kelandaian.

BAB V. KELAYAKAN TEKNIS ALIGNMENT HORISONTAL : Menghitung sudut jurusan, menghitung sudut intersection pada Point Of Intersection, pemilihan kelas jalan.

BAB VI. PERHITUNGAN ALIGNMENT HORISONTAL : Merencanakan dan menghitung lengkung horisontal yang meliputi perencanaan dan perhitungan tikungan serta pelebaran tikungan.

BAB VII. PERHITUNGAN ALIGNMENT VERTIKAL Merencanakan dan menghitung jarak pandangan yang meliputi jarak pandang henti dan jarak pandang menyiap.

BAB VIII. PERHITUNGAN SALURAN SAMPING : Perencanaan dimensi saluran samping dari data curah hujan tahunan yang diperoleh.

BAB IX PERHITUNGAN GALIAN DAN TIMBUNAN : Perhitungan volume galian dan timbunan dengan metode cross section.

BAB X PERHITUNGAN PEMATOKAN/ STACKING OUT : Perhitungan pematokan/ stacking out dengan cara selisih busur dan absis dan orsinat.

BAB XI PENUTUP : kesimpulan dan saran.

Selengkapnya....

Kamis, 05 Juni 2008

Pengertian Pondasi

Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya.

Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.

Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:
1. Keadaan tanah pondasi
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
3. Keadaan daerah sekitar lokasi
4. Waktu dan biaya pekerjaan
5. Kokoh, kaku dan kuat

Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama.

Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan tersebut.
Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya.

Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni :
1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh luar.
2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.

Selengkapnya....

Pengertian Portal Pada Sistem Struktur

Portal adalah suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian struktur yang saling berhubungan yang berfungsi menahan beban sebagai suatu kesatuan lengkap yang berdiri sendiri dengan atau tanpa dibantu oleh diafragma-diafragma horisontal atau sistem-sistem lantai.

Pada dasarnya sistem struktur bangunan terdiri 2, yaitu :
1. Portal terbuka, dimana seluruh momen-momen dan gaya yang bekerja pada konstruksi ditahan sepenuhnya oleh pondasi, sedangkan sloof hanya berfungsi untuk menahan dinding saja. Pada portal terbuka kekuatan dan kekakuan portal dalam menahan beban lateral dan kestabilannya tergantung pada kekuatan dari elemen-elemen strukturnya.

2. Portal tertutup, dimana momen-momen dan gaya yang bekerja pada konstruksi ditahan terlebih dahulu oleh sloof / beam kemudian diratakan, baru sebagian kecil beban dilimpahkan ke pondasi. Sloof / beam berfungsi sebagai pengikat kolom yang satu dengan yang lain untuk mencegah terjadinya Differential Settlement.

Selengkapnya....

Konstruksi Tangga

Tangga merupakan salah satu bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai penghubung antara lantai pada bangunan bertingkat .
Syarat-syarat umum tangga ditinjau dari segi :

Penempatan
• diusahakan sehemat mungkin menggunakan ruangan
• mudah ditemukan oleh semua orang
• mendapat cahaya matahari pada waktu siang
• tidak menggangu lalu lintas orang banyak

Kekuatan
• kokoh dan stabil bila dilalui orang dan barang sesuai dengan perencanaan

Bentuknya
• sederhana, layak, sehingga mudah dan cepat pengerjaannya serta murah biayanya.
• Rapih, indah, serasi dengan keadaan sekitar tangga itu sendiri.

Dari segi penggunaan bahan, tangga terbagi atas :
1. Konstruksi tangga kayu, untuk bangunan sederhana dan semi permanen. Pertimbangan : material kayu ringan, mudah didapat serta menambahkan segi estetika yang tinggi bila diisi dengan variasi profil dan difinishing dengan rapi. Kelemahan : tidak dapat dilalui oleh beban-beban yang berat, lebarnya terbatas, memiliki sifat lentur yang tinggi serta konstruksi tangga kayu tidak cocok ditempatkan di ruang terbuka karena kayu mudah lapuk jika terkena panas dan cahaya.

2. Konstruksi tangga baja, biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar komponen-komponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan pada bangunan semi permanen seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan gudang, dan lain-lain. Tangga ini kurang cocok untuk bangunan dekat pantai karena pengaruh garam akan mempercepat proses karat begitupun bila ditempatkan terbuka akan menambah biaya perawatan.

3. Konstruksi tangga beton, sampai sekarang banyak digunakan pada bangunan bertingkat 2 (dua) atau lebih dan bersifat permanent seperti peruntukan kantor, rumah tinggal, pertokoan.

4. Konstruksi tangga batu/bata, konstruksi ini mulai jarang digunakan karena sudah ketinggalan dalam bentuk, kekuatan, efisiensi pembuatannya, dana sangat terbatas dalam penempatannya.

Pada gedung ini material tangga yang digunakan menggunakan konstruksi tangga beton.
Adapun bentuk-bentuk tangga yaitu sebagai berikut :

1. Tangga tusuk lurus, kedua boomnya lurus serta sejajar. Semua trade bentuknya sama lebar dan terletak siku pada boom.

2. Tangga tusuk miring, kedua boomnya lurus serta sejajar. Semua trade sama lebar dan terletak miring pada boom.

3. Tangga membilut, kedua boom ada yang lurus dan ada yang melengkung. Semua trade tidak sama lebar serta menyempit pada salah satu sisi, jadi berbentuk trapezium.

4. Tangga dengan seperempatan, penghematan yang lebih besar akan ruangan, bisa berbentuk putaran ¼ lingkaran, bentuk trade-trade sebagai segitiga.

5. Tangga bordes, mempunyai lebih dari 20 buah trade, pada pertengahan tingginya dibuat suatu dataran horizontal, yang dinamai bordes.

6. Tangga berbentuk U dengan menggunakan bordes.

Selengkapnya....

Material Komposit Dalam Konstruksi

Meskipun beton bertulang dan beton prategang juga termasuk dalam material komposit, tetapi keduanya tidak secara tegas dimasukkan dalam kelompok konstruksi komposit karena tulangan bajanya tidak secara struktur memikul betan. Lain halnya dengan konstruksi komposit balok-baja-pelat-beton komposit dimana balok dapat memikul berat sendiri. Oleh karenanya pembahasan material dikonsentrasikan kepada yang terakhir. Material yang digunakan dalam konstruksi balok-pelat komposit adalah:

a. Balok baja dapat berupa: penampang I, balok castellated, balok tersusun dari rangka batang, balok berbentuk boks, penampang built-up dari pelat, dll.

b. Pelat beton dari beton normal atau beton ringan, termasuk pelat dengan penebalan (haunch), pelat prefab, pelat dengan sirip yang sejajar atau tegak lurus balok baja.

c. Baja shear connector, termasuk stud, siku, kanal, baut friksi kekuatan tinggi, lekatan epoxy, flens berlubang, pelat bergerigi, dll.

d. Proteksi kebakaran dengan beton, termasuk didalamnya proteksi solid, berlubang, dll.

e. Kolom komposit baja-beton termasuk didalamnya: baja tube dengan beton pengisi, kolom penampang I terbungkus beton, kolom komposit dengan metal tube sekililingnya untuk keperluan drainase dan pendukung struktur lainya.

Selengkapnya....

Syarat-Syarat Umum Penutup Atap

Adapun syarat-syarat umum penutup atap antara lain :
1. bahan bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan bunyi
2. Rapat terhadap air hujan dan tidak tembus air
3. tidak mengalami perubahan bentuk akibat pergantian cuaca
4. tidak terlalu banyak memerlukan perawatan khusus.
5. tidak mudah terbakar
6. bobot ringan dan mempunyai kedudukan yang mantap setelah dipasang.
7. awet.

Selengkapnya....

Kriteria Pemilihan Jenis Bahan Penutup Atap

Jenis bahan penutup atap merupakan factor yang sangat mempengaruhi keserasian atap. Dalam pemilihan jenis penutup atap ini ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut :

1. Tinjauan terhadap ikllim setempat
2. Bentuk keserasian atap
3. Fungsi dari bangunan tersebut
4. Bahan penutup atap mudah diperoleh
5. Dana yang tersedia

Selengkapnya....

Jenis-Jenis Penutup Atap

Macam-macam tipe atap antara lain :

1. Atap datar (platdak), biasanya menggunakan beton bertulang yang dihitung tersendiri sesuai dengan bentangan dan tebal plat. Meskipun tipe ini dikatakan datar, namun permukaan atap selalu dibuat miring untuk menyalurkan air hujan kelubang talang

2. Atap strandar (lessenaar), terdiri dari sebuah bidang atap miring kebagian tepi atasnya menempel pada dinding bangunan induk, pada bentuk ini menggunakan konstruksi setengah kuda-kuda.

3. Atap pelana (Zadeldak), terdiri dari dua bidang miring atap yang tepi atasnya bertemu pada satu garis lurus yang disebut bubungan. Tipe ini banyak digunakan untuk rumah sederhana dan banyak dijumpai di daerah pedesaan Bali, Jawa Barat, Jawa timur, dan Jawa Tengah.

4. Atap perisai (schildak), merupakan menyempurnaan dari bentuk atap pelana dengan menambahkan dua bidang atap miring yang membentuk segitiga pada ujung akhir atap bangunan.

5. Atap tenda (tentdak), biasa dipakai pada bangunan yang ukuran panjang dan lebarnya sama, ini berarti atap terdiri dari empat bidang atap dan empat jurai dengan bentuk, ukuran dan lereng yang sama yang bertemu pada satu titik tertinggi, yaitu pada tiang penggantung.

6. Atap runcing atau menara (terendak), serupa dengan bentuk atap tenda, akan tetapi kemiringan dari jurai lebih curam.

7. Atap kerucut (kegeldak), jika atap itu berdenah bundar maka didapat atap berbentuk kerucut.

8. dan lain-lain.

Selengkapnya....

Syarat-Syarat Konstruksi Atap

Adapun syarat-syarat konstruksi atap yang harus dipenuhi antara lain :

1. Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap beban-beban yang bekerja padanya.
2. Pemilihan bentuk atap yang sesuai sehingga menambah keindahan serta kenyamanan bagi penghuninya.
3. Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut, dan tahan terhadap pengaruh cuaca.
4.Sesuai dengan ciri khas arsitektur tradisional bangunan sekitar.
5. Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan penutupnya. Makin rapat jenis bahan penutupnya, maka kemiringannya dapat dibuat lebih landai, seperti bahan dari seng, kaca, asbes dan lain – lainnya.

Selengkapnya....

Pengertian Struktur Konstruksi Atap

Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk keperluan perlindungan.

Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang dikehendaki oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan material yang mudah didapat.

Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap atau kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya konstruksia kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup atap, maka konstruksi kuda–kuda akan berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa mengalami perubahan.

Selengkapnya....

Metoda Desain Elastis dan Plastis Struktur

Umumnya, pada masa lalu dan juga sekarang struktur direncanakan dengan metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan dipikul oleh struktur dan dimensi elemen didasarkan pada tegangan ijin. Tegangan ijin ini merupakan fraksi dari tegangan leleh. Meskipun kata ‘metoda elastis’ lebih sering digunakan untuk menjelaskan metoda ini, tetapi lebih tepat dikatakan desain berdasarkan beban kerja (allowable-stress design atau desain berdasarkan tegangan kerja). Banyak peraturan untuk metoda ini sebenarnya didasarkan pada perilaku kekuatan batas dan bukan perilaku elastis.

Daktilitas baja telah ditunjukkan dapat memberikan kekuatan cadangan dan merupakan dasar dari perencanaan plastis. Dalam metoda ini beban kerja dihitung dan dikalikan dengan faktor tertentu atau faktor keamanan, kemudian elemen struktur direncanakan berdasarkan kekuatan runtuh. Nama lain dari metoda ini adalah perencanaan batas (limit design) dan perencanaan runtuh (collapse design).

Telah diketahui secara luas bahwa bagian terbesar dari kurva tegangan-regangan baja berada diatas batas elastis. Hasil uji juga menunjukkan bahwa baja dapat menahan beban diatas tegangan leleh, dan jika mendapat beban berlebih, struktur statis tak tentu dapat mendistribusikan beban yang bekerja karena adanya sifat daktil baja. Berdasarkan hal tersebut muncul berbagai usulan perencanaan plastis dan memang tidak diragukan bahwa untuk struktur tertentu, desain plastis akan memberikan penggunaan baja yang lebih ekonomis dibandingkan desain elastis.

Selengkapnya....