SPONSOR

Berbagilah ilmu kepada orang lain, jangan takut kalau orang yang anda bagi ilmu itu menjadi lebih pandai, justru dengan membagi ilmu kepada orang lain maka ilmu anda akan bertambah
ss_blog_claim=88075c8098bd7cc62c30ae20969eb189

Kamis, 05 Juni 2008

Jenis Estimasi

Selain diperlukan pengetahuan teknik dan Engeenering, kualitas estimasi sangat ditentukan oleh :
• Tersedianya data dan informasi
• Teknik dan metode yang digunakan
• Kecakapan dan pengalaman estimator
• Tujuan pemakaian perkiraan biaya

Sumber informasi terbaik adalah pengalaman perusahaan dari proyek-proyek yang pernah dikerjakan antara lain. informasi mengenai jumlah material yang terpakai, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk suatu jenis pekerjaan ( produktivitas perorang ataupun pergroup tenaga kerja ) , jam kerja peralatan, dll.

Sebagaimana tahapan proyek konstruksi data dan informasi akan semakin lengkap dari tahap studi kelayakan sampai dengan tahap pelaksanaan, atau dalam arti kualitas perkiraan biaya akan semakin mendekati ketepatannya. Terdapat beberapa jenis estimasi yang di dasarkan pada cara memperkirakan biaya suatu konstruksi, yaitu :

1. Estimasi kelayakan adalah sebagaimana tujuan dari tahap studi kelayakan adalah untuk menentukan apakah bangunan tsb layak dibangun, maka memperkirakan biaya konstruksinya berdasarkan pengalaman/ membandingkan dengan bangunan yang identik, dapat termasuk di dalamnya adalah biaya pembebasan tanah, namun untuk biaya bangunan dapat digunakan dengan cara estimasi konseptual

2. Estimasi Konseptual adalah memperkirakan biaya suatu bangunan berdasarkan satuan volume bangunan , atau factor yang lain , dengan patokan harga yang didasarkan pada bangunan yang identik. Pada estimasi konseptual telah tersedia gambar lengkap ataupun belum lengkap. Beberapa metode estimasi konseptual sebagai berikut :
a. Metode Satuan luas ( m2 ) , metoda ini mengandalkan data dari proyek sejenis yang pernah dibangun. Metoda ini bersifat garis besar dan ketelitiannya rendah.
b. Metode Satuan isi (m3 ) dapat dipakai pada bangunan dimana volume sangat dipentingkan. Metoda ini hanya dapat diandalkan untuk fase awal perencanaan dan perancangan untuk bangunan yang kurang lebih identik.
c. Metode Harga Satuan Fungsional, yang menggunakan fungsi dari fasilitas sebagai dasar penetapan biaya
d. Metode Faktorial, dapat digunakan pada proyek bertipe sama. Metoda ini paling berguna untuk proyek-proyek yang mempunyai komponen utama sama. Biaya komponen utama ini akan berfungsi sebagai faktor dasar 1.00. Semua komponen yang lain harganya merupakan fungsi dari komponen utama.
e. Metode Sistematis (Elemental Estimates atau Parametric Estimates), dimana proyek dibagi atas sistem fungsionalnya. Harga satuan ditentukan oleh penjumlahan tiap harga satuan elemen dalam setiap sistem atau mengalikan dengan data faktor pengali yang ada.

3. Estimasi Detail/ Terperinci adalah memperkirakan biaya konstruksi secara lebih terinci dengan berpedoman pada gambar rencana, spesifikasi, gambar potongan dan gambar detail telah tersedia, demikian juga gambar kerja yang selanjutnya dari gambar kerja dapat dihitung material-material yang memerlukan potongan yang berpola ( cutting list ), sehingga volume dari masing-masing detail bagian konstruksi maupun potongan pola tersebut dapat dihitung lebih pasti. Atau disebut dengan metode harga satuan dan volume pekerjaan ( Quantity Take Off )

Selengkapnya....

Faktor-faktor yang mempengaruhi Estimasi

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkiraan biaya konstruksi, yaitu:

1. Produktivitas tenaga kerja , produktivitas adalah volume pekerjaan yang dapat dihasilkan oleh sorang atau kelompok pekerja dalam satuan waktu , makin besar produktivitas, maka makin cepat pekerjaan tsb di selesaikan, yang berarti makin cepat pekerjaan diselesaikan. Hal ini berkaitan dengan jumlah upah yang dibayarkan, namun juga perlu analisis yang lebih mendalam karena dengan produtivitas makin besar harga satuan upah tenaga kerja juga makin mahal.

2. Ketersediaan material/ sumber daya proyek , makin langka material dipasaran , maka makin mahal harga yang di tawarkan, ataupun jika diperlukan waktu pemesanan yang lebih lama, dengan biaya yang akan di bebankan kepada konsumen.

3. Pasar Finansial, nilai kurs akan mempengaruhi indeks harga tenaga kerja , maupun sumber daya proyek yang lain

4. Cuaca, pelaksanaan proyek konstruksi yang dimungkinkan dikerjakan dalam waktu yang relatif lama akan sangat mempengaruhi biaya suatu pekerjaan. Misal pekerjaan beton yang dilaksanakan pada musim hujan, akan menambah biaya pembelian bahan pelindung beton setelah pengecoran

5. Masalah konstruksibilitas, kesulitan ataupun menggunakan metode yang belum pernah di laksanakan , maka factor resiko akan menjadi lebih tinggi, sehingga biaya akan makin mahal

6. Type kontrak

7. Dll

Selengkapnya....

Definisi Estimasi Biaya

Definisi perkiraan biaya adalah seni memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang tersedia pada waktu itu (Iman Soeharto - National Estimating Society – USA), berdasarkan definisi, tersebut maka perkiraan biaya mempunyai pengertian sebagai berikut :
• Perkiraan biaya yaitu melihat, memperhitungkan dan mengadakan perkiraan atas hal –hal yang akan terjadi selanjutnya
• Analisis biaya yang berarti pengkajian dan pembahasan biaya yang pernah ada yang digunakan sebagai informasi yang penting

Selengkapnya....

Peranan Manajemen Konstruksi

Peranan MK pada tahapn proyek konstruksi dapat dibagi menjadi :

Agency Construction Manajement (ACM)

Pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak pemilik dan berfungsi sebagai koordinator "penghubung" (interface) antara perancangan dan pelaksanaan serta antar para kontraktor. Konsultan MK dapat mulai dilibatkan mulai dari fase perencanaan tetapi tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya total serta mutu bangunan. Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa kontraktor sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah disiapkan.

Extended Service Construction Manajemen (ESCM)

Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor. Apabila perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi "konflik-kepentingan" karena peninjauan terhadap proses perancangan tersebut dilakukan oleh konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal ini akan menjadi suatu kelemahan pada sistim ini Pada type yang lain kemungkinan melakukan jasa Manajemen Konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/ KONTRAKTOR.

Owner Construction Management (OCM)

Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi profesional yang bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan

Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)

Konsultan ini bertindak lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggungjawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam Surat Perjanjian Kerja/ Kontrak konsultan GMPCM tipe ini bertindak sebagai pemberi kerja terhadap para kontraktor (sub kontraktor).

Selengkapnya....

Tujuan Manajemen Konstruksi

Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan (spesification) untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengwasan mutu ( Quality Control ) , pengawasan biaya ( cost Control ) dan pengawasan waktu pelaksanaan ( time control ).

Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap perencanaan, namun dapat juga pada tahap - tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek tersebut sehingga konsep MK dapat diterapkan pada tahap - tahap proyek sebagai berikut
1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek. Pengelolaan proyek dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan - masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi, yang mencakup seluruh tahapan proyek, mulai dari persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek.
2. Tim MK sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak ('feasible ") mulai dari tahap disain.
3. Tim MK akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam penyempurnaan disain sampai proyek selesai, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan setelah tahap disain
4. MK berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan dengan menekankan pemisahan kontrak - kontrak pelaksanaan untuk kontraktor.

Selengkapnya....

Pengertian Manajemen Konstruksi

Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga pengertian proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentunk bangunan atau infrastruktur. Bangunan ini pada umumnya mencakup pekerjaan pokok yang termasuk di dalamnya bidang teknik sipil dan arsitektur, juga tidak jarang melibatkan disiplin lain seperti teknik industri, teknik mesin, elektro dan sebagainya.

Selengkapnya....

Pengertian Pondasi

Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya.

Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.

Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:
1. Keadaan tanah pondasi
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
3. Keadaan daerah sekitar lokasi
4. Waktu dan biaya pekerjaan
5. Kokoh, kaku dan kuat

Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama.

Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan tersebut.
Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya.

Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni :
1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh luar.
2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.

Selengkapnya....

Pengertian Portal Pada Sistem Struktur

Portal adalah suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian struktur yang saling berhubungan yang berfungsi menahan beban sebagai suatu kesatuan lengkap yang berdiri sendiri dengan atau tanpa dibantu oleh diafragma-diafragma horisontal atau sistem-sistem lantai.

Pada dasarnya sistem struktur bangunan terdiri 2, yaitu :
1. Portal terbuka, dimana seluruh momen-momen dan gaya yang bekerja pada konstruksi ditahan sepenuhnya oleh pondasi, sedangkan sloof hanya berfungsi untuk menahan dinding saja. Pada portal terbuka kekuatan dan kekakuan portal dalam menahan beban lateral dan kestabilannya tergantung pada kekuatan dari elemen-elemen strukturnya.

2. Portal tertutup, dimana momen-momen dan gaya yang bekerja pada konstruksi ditahan terlebih dahulu oleh sloof / beam kemudian diratakan, baru sebagian kecil beban dilimpahkan ke pondasi. Sloof / beam berfungsi sebagai pengikat kolom yang satu dengan yang lain untuk mencegah terjadinya Differential Settlement.

Selengkapnya....

Konstruksi Tangga

Tangga merupakan salah satu bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai penghubung antara lantai pada bangunan bertingkat .
Syarat-syarat umum tangga ditinjau dari segi :

Penempatan
• diusahakan sehemat mungkin menggunakan ruangan
• mudah ditemukan oleh semua orang
• mendapat cahaya matahari pada waktu siang
• tidak menggangu lalu lintas orang banyak

Kekuatan
• kokoh dan stabil bila dilalui orang dan barang sesuai dengan perencanaan

Bentuknya
• sederhana, layak, sehingga mudah dan cepat pengerjaannya serta murah biayanya.
• Rapih, indah, serasi dengan keadaan sekitar tangga itu sendiri.

Dari segi penggunaan bahan, tangga terbagi atas :
1. Konstruksi tangga kayu, untuk bangunan sederhana dan semi permanen. Pertimbangan : material kayu ringan, mudah didapat serta menambahkan segi estetika yang tinggi bila diisi dengan variasi profil dan difinishing dengan rapi. Kelemahan : tidak dapat dilalui oleh beban-beban yang berat, lebarnya terbatas, memiliki sifat lentur yang tinggi serta konstruksi tangga kayu tidak cocok ditempatkan di ruang terbuka karena kayu mudah lapuk jika terkena panas dan cahaya.

2. Konstruksi tangga baja, biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar komponen-komponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan pada bangunan semi permanen seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan gudang, dan lain-lain. Tangga ini kurang cocok untuk bangunan dekat pantai karena pengaruh garam akan mempercepat proses karat begitupun bila ditempatkan terbuka akan menambah biaya perawatan.

3. Konstruksi tangga beton, sampai sekarang banyak digunakan pada bangunan bertingkat 2 (dua) atau lebih dan bersifat permanent seperti peruntukan kantor, rumah tinggal, pertokoan.

4. Konstruksi tangga batu/bata, konstruksi ini mulai jarang digunakan karena sudah ketinggalan dalam bentuk, kekuatan, efisiensi pembuatannya, dana sangat terbatas dalam penempatannya.

Pada gedung ini material tangga yang digunakan menggunakan konstruksi tangga beton.
Adapun bentuk-bentuk tangga yaitu sebagai berikut :

1. Tangga tusuk lurus, kedua boomnya lurus serta sejajar. Semua trade bentuknya sama lebar dan terletak siku pada boom.

2. Tangga tusuk miring, kedua boomnya lurus serta sejajar. Semua trade sama lebar dan terletak miring pada boom.

3. Tangga membilut, kedua boom ada yang lurus dan ada yang melengkung. Semua trade tidak sama lebar serta menyempit pada salah satu sisi, jadi berbentuk trapezium.

4. Tangga dengan seperempatan, penghematan yang lebih besar akan ruangan, bisa berbentuk putaran ¼ lingkaran, bentuk trade-trade sebagai segitiga.

5. Tangga bordes, mempunyai lebih dari 20 buah trade, pada pertengahan tingginya dibuat suatu dataran horizontal, yang dinamai bordes.

6. Tangga berbentuk U dengan menggunakan bordes.

Selengkapnya....

Material Komposit Dalam Konstruksi

Meskipun beton bertulang dan beton prategang juga termasuk dalam material komposit, tetapi keduanya tidak secara tegas dimasukkan dalam kelompok konstruksi komposit karena tulangan bajanya tidak secara struktur memikul betan. Lain halnya dengan konstruksi komposit balok-baja-pelat-beton komposit dimana balok dapat memikul berat sendiri. Oleh karenanya pembahasan material dikonsentrasikan kepada yang terakhir. Material yang digunakan dalam konstruksi balok-pelat komposit adalah:

a. Balok baja dapat berupa: penampang I, balok castellated, balok tersusun dari rangka batang, balok berbentuk boks, penampang built-up dari pelat, dll.

b. Pelat beton dari beton normal atau beton ringan, termasuk pelat dengan penebalan (haunch), pelat prefab, pelat dengan sirip yang sejajar atau tegak lurus balok baja.

c. Baja shear connector, termasuk stud, siku, kanal, baut friksi kekuatan tinggi, lekatan epoxy, flens berlubang, pelat bergerigi, dll.

d. Proteksi kebakaran dengan beton, termasuk didalamnya proteksi solid, berlubang, dll.

e. Kolom komposit baja-beton termasuk didalamnya: baja tube dengan beton pengisi, kolom penampang I terbungkus beton, kolom komposit dengan metal tube sekililingnya untuk keperluan drainase dan pendukung struktur lainya.

Selengkapnya....

Syarat-Syarat Umum Penutup Atap

Adapun syarat-syarat umum penutup atap antara lain :
1. bahan bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan bunyi
2. Rapat terhadap air hujan dan tidak tembus air
3. tidak mengalami perubahan bentuk akibat pergantian cuaca
4. tidak terlalu banyak memerlukan perawatan khusus.
5. tidak mudah terbakar
6. bobot ringan dan mempunyai kedudukan yang mantap setelah dipasang.
7. awet.

Selengkapnya....

Kriteria Pemilihan Jenis Bahan Penutup Atap

Jenis bahan penutup atap merupakan factor yang sangat mempengaruhi keserasian atap. Dalam pemilihan jenis penutup atap ini ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut :

1. Tinjauan terhadap ikllim setempat
2. Bentuk keserasian atap
3. Fungsi dari bangunan tersebut
4. Bahan penutup atap mudah diperoleh
5. Dana yang tersedia

Selengkapnya....

Jenis-Jenis Penutup Atap

Macam-macam tipe atap antara lain :

1. Atap datar (platdak), biasanya menggunakan beton bertulang yang dihitung tersendiri sesuai dengan bentangan dan tebal plat. Meskipun tipe ini dikatakan datar, namun permukaan atap selalu dibuat miring untuk menyalurkan air hujan kelubang talang

2. Atap strandar (lessenaar), terdiri dari sebuah bidang atap miring kebagian tepi atasnya menempel pada dinding bangunan induk, pada bentuk ini menggunakan konstruksi setengah kuda-kuda.

3. Atap pelana (Zadeldak), terdiri dari dua bidang miring atap yang tepi atasnya bertemu pada satu garis lurus yang disebut bubungan. Tipe ini banyak digunakan untuk rumah sederhana dan banyak dijumpai di daerah pedesaan Bali, Jawa Barat, Jawa timur, dan Jawa Tengah.

4. Atap perisai (schildak), merupakan menyempurnaan dari bentuk atap pelana dengan menambahkan dua bidang atap miring yang membentuk segitiga pada ujung akhir atap bangunan.

5. Atap tenda (tentdak), biasa dipakai pada bangunan yang ukuran panjang dan lebarnya sama, ini berarti atap terdiri dari empat bidang atap dan empat jurai dengan bentuk, ukuran dan lereng yang sama yang bertemu pada satu titik tertinggi, yaitu pada tiang penggantung.

6. Atap runcing atau menara (terendak), serupa dengan bentuk atap tenda, akan tetapi kemiringan dari jurai lebih curam.

7. Atap kerucut (kegeldak), jika atap itu berdenah bundar maka didapat atap berbentuk kerucut.

8. dan lain-lain.

Selengkapnya....

Syarat-Syarat Konstruksi Atap

Adapun syarat-syarat konstruksi atap yang harus dipenuhi antara lain :

1. Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap beban-beban yang bekerja padanya.
2. Pemilihan bentuk atap yang sesuai sehingga menambah keindahan serta kenyamanan bagi penghuninya.
3. Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut, dan tahan terhadap pengaruh cuaca.
4.Sesuai dengan ciri khas arsitektur tradisional bangunan sekitar.
5. Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan penutupnya. Makin rapat jenis bahan penutupnya, maka kemiringannya dapat dibuat lebih landai, seperti bahan dari seng, kaca, asbes dan lain – lainnya.

Selengkapnya....

Pengertian Struktur Konstruksi Atap

Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk keperluan perlindungan.

Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang dikehendaki oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan material yang mudah didapat.

Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap atau kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya konstruksia kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup atap, maka konstruksi kuda–kuda akan berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa mengalami perubahan.

Selengkapnya....

Metoda Desain Elastis dan Plastis Struktur

Umumnya, pada masa lalu dan juga sekarang struktur direncanakan dengan metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan dipikul oleh struktur dan dimensi elemen didasarkan pada tegangan ijin. Tegangan ijin ini merupakan fraksi dari tegangan leleh. Meskipun kata ‘metoda elastis’ lebih sering digunakan untuk menjelaskan metoda ini, tetapi lebih tepat dikatakan desain berdasarkan beban kerja (allowable-stress design atau desain berdasarkan tegangan kerja). Banyak peraturan untuk metoda ini sebenarnya didasarkan pada perilaku kekuatan batas dan bukan perilaku elastis.

Daktilitas baja telah ditunjukkan dapat memberikan kekuatan cadangan dan merupakan dasar dari perencanaan plastis. Dalam metoda ini beban kerja dihitung dan dikalikan dengan faktor tertentu atau faktor keamanan, kemudian elemen struktur direncanakan berdasarkan kekuatan runtuh. Nama lain dari metoda ini adalah perencanaan batas (limit design) dan perencanaan runtuh (collapse design).

Telah diketahui secara luas bahwa bagian terbesar dari kurva tegangan-regangan baja berada diatas batas elastis. Hasil uji juga menunjukkan bahwa baja dapat menahan beban diatas tegangan leleh, dan jika mendapat beban berlebih, struktur statis tak tentu dapat mendistribusikan beban yang bekerja karena adanya sifat daktil baja. Berdasarkan hal tersebut muncul berbagai usulan perencanaan plastis dan memang tidak diragukan bahwa untuk struktur tertentu, desain plastis akan memberikan penggunaan baja yang lebih ekonomis dibandingkan desain elastis.

Selengkapnya....

Pengertian Beban Mati Dan Beban Hidup Dalam Struktur Konstruksi

Beban mati adalah beban dengan besar yang konstan dan berada pada posisi yang sama setiap saat. Beban ini terdiri dari berat sendiri struktur dan beban lain yang melekat pada struktur secara permanen. Termasuk dalam beban mati adalah berat rangka, dinding, lantai, atap, plumbing, dll.

Dalam mendesain berat beban mati ini harus diperhitungkan untuk digunakan dalam analisa. Dimensi dan berat elemen struktur tidak diketahui sebelum analisa struktur selesai dilakukan. Berat yang ditentukan dari analisa struktur harus dibandingkan dengan berat perkiraan semula. Jika perbedaannya besar, perlu dilakukan analisa ulang dengan menggunakan perkiraan berat yang lebih baik.

Berat beberapa material yang biasa digunakan dalam struktur dalam dilihat dalam Peraturan Muatan Indonesia atau Part 7 dari Manual LRFD. Untuk material khusus, biasanya produsen telah memberikan data berat material berikut dimensi dan karakteristiknya.

Beban hidup adalah beban yang besar dan posisinya dapat berubah-ubah. Beban hidup yang dapat bergerak dengan tenaganya sendiri disebut beban bergerak, seperti kendaraan, manusia, dan crane. Sedangkan beban yang dapat dipindahkan antara lain furniture, material dalam gudang, dll. Jenis beban hidup lain adalah angin, hujan, ledakan, gempa, tekanan tanah, tekanan air, perubahan temperatur, dan beban yang disebabkan oleh pelaksanaan konstruksi.

Selengkapnya....

Rabu, 28 Mei 2008

Pembagian Sampah

Sampah (waste) ini dibagi dalam:

1. Human excreta / Pembuangan kotoran (Faeces dan urina).
Pembuangan kotoran (Faeces dan urina) yang tidak menutrut aturan memudahkan terjadinya penyebaran “water borne diseases”.

Syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan kesehatan menurut Ehlers dan Steel adalah:
* Tidak boleh mengotori tanah permukaan.
* Tidak boleh mengotori air permukaan.
* Tidak boleh mengotori air dalam tanah.
* Kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai tempat lalat bertelur atau perkembang biakan vector penyakit.
* Kakus harus terlindung dari penglihatan orang lain.
* Pembuatannya mudah dan murah

2. Sewage (Air limbah).

Yang dimaksud dengan air limbah (sewage) adlah excreta manusia, air kotor dari dapur, kamar mandi dari W.C. dari perusahaan - perusahaan termasuk pula air kotor dari permukaan tanah dan air hujan.

Cara-cara pembuangan air limbah adalah:
* Dengan Pengenceran (Disposal by dilution).
* Cesspool, cesspool ini menyerupai sumur tapi gunanya untuk pembungan limbah.
* Seepage pit (Sumur resapan).
* Septik tank.
* Sistem riool (sewerage).

3. Refuse (Sampah).

zat-zat / benda-benda tidak berfungsi atau tidak terpakai lagi, baik yang berasal dari rumah-rumah maupun dari sisa-sisa proses industri.
* Garbage (sampah basah) adalah sisa-sisa pengolahan ataupun sisa makanan yang sudah membusuk.
* Rubbish (sampah kering) adalah bahan-bahan sisa pengolahan yang tidak membusuk. Rubbish ini ada yang mudah terbakar, misalnya: kayu, kertas. Ada yang tidak terbakar, misalnya: kawat, kaleng, dans\ sebgainya.
* Sampah lembut, yaitu sampah yang susunannya terdiri dari dari partikel-partikel kecil dan memiliki sifat mudah berterbangan seta membahayakan atau mengganggu pernafasan atau mata.

Selengkapnya....

Macam-Macam Sampah

Melihat bentuknya terdapat bermacam-macam sampah, akan tetapi bila kita teliti dari sudut zatnya maka sampah terdiri dari zat anorganik dan organic.

1. Zat Anorganik

Contoh sampah dari zat anorganik adalah: potongan-potongan / pelat-pelat dari logam, berbagai jenis batu-batuan, pecahan-pecahan gelas, tulang-belulang, dan lain-lain.
Sampah jenis ini, melihat fisiknya keras maka baik untuk peninggian tanah rendah atau dapat pula untuk memperluas jalan setapak. Tetapi bila rajin mengusahakannya sampah dari logam dapat kembali dilebur untuk dijadikan barang yang berguna, batu-batuan untuk mengurug tanah yang rendah atau memperkeras jalan setapak, pecahan gelas dapat dilebur kembali dan dijadikan barang-barang berguna, dan tulang-belulang bila dihaluskan (dan diproses) dapat unutk pupuk dan lain-lain.

2.Zat Organik

Melihat proses penghancurannya oleh jasad-jasad mikroba, maka sampah zat organic terdiri atas:

2.1. Zat organic dari bahan plastic.

Dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan disertai berkembangnya Industri, maka banyak barang-barang atau perkakas dibuat dari bahan plastic. Bahan-bahan plastic termasuk zat organic. Kita ketahuai semua zat organic dapat dihancurkan oloeh jasda-jasad mikroba, akan tetapi zat plastic tidak dapat. Bila dibuang sembarangan maka zat plastic ini hancurnya memakan waktu lama, yaitu antara 40 – 50 tahun, sehingga dikhawatirkan akan bertimbun-timbun sampah dari plastic. Salah satu usaha yang dapat menghancurkan zat plastic adalah sinar ultraviolet dari matahari. Ini pun akan memakan waktu yang lama juga, dibandingkan dengan penghancuran zat organic lainnya oleh mikroba-nikroba. Jalan tercepat menghancurkan plastic adalah dibakar. Selain itu sampah plastic dapat dimanfaatkan kembali bersama sampah lainnya dapat pula untuk mengurug tanah yang rendah.

2.2. Zat organic non-plastic.

Sampah zat organic bukan dari plastic banyak sekali macamnya, misalnya: kayu, kertas, bekas pakaian, karet, sisa-sisa daging, dana lain-lain. Semua sampah zat organic dapat diuraikan oleh mikroba-mikroba hingga menjadi bahan mineral. Bahan mineral mineral hasil penguraian ini baik sekali unutk pupuk.

Selengkapnya....

PENCEMARAN UDARA

Pada keadaan normal sebagian besar udara terdiri dari oxygen dan nitrogen {90°l0}. Tetapi aktivitas manusia dapat mengubah komposisi kimiawi udara sehingga terjadi pertambahan jumlah species, ataupun meningkafkan konsentrasi zat-zat kimia yang sudah ada. Aktivitas manusia yang menjadi sumber pengotoranlpencemaran udara adalah buangan industri, kendaraan bermotor dan pembakaran rumah dan di ladang-ladang.

Pengaruh terhadap kesehatan akan tampak apabila kadar zat pengotor meningkat sehingga timbul penyakit pada manusia, hewan, tumbuhan. Pada kadar yang demikian, maka udara disebut telah tercemar.

Udara bebas : udara yang secara alamiah ada disekitar kita
Udara tidak bebas : udara yang berada di dalam ruangan bangunan seperti perumahan, sekolah, rumah sakit, sumur dan tambang-tambang.

Zat pencemar sebagai aktivitas manusia dapat digolongkan :

1. Zat kimia : karbon monoxyda, oxyda sulfur, oxyda nitrogen, hidrokarbon dan partikulat, karbon dioxida;
2. Zat fisis : kebisingan, sinar ultra violet, sinar infra merah,gebmbang mikro, gebmbang e(ektromagne6k, sinar radioak6fi
3. Zat biologis : virus,spora (udara bebas) ; bakteria, virus, jamur, cacing {udara tidak bebas}

Selengkapnya....

Pengertian Sampah

Dengan semakin maju dan berkembang suatu masyarakat, semakin banyak pula sampah yang dihasilkan, terutama sampah dari bahan plastic dan organic. Tidak sedikit dari kalangan Pemerintah Daerah yang kurang mampu menanggulangi masalah sampah, sehingga ada baiknya masalah sampah ini turut dipikul oleh tiap rumah tangga, tiap kompleks perumahan, asrama-asrama, pasar (sekarang ada P.D. Pasar), industri pabrik dan perusahaan.

Dengan turut sertanya semua pihak maka tugas dari Pemerintah Daerah dapat diperingan, sehingga tak akan terdapat timbunan-timbunan sampah dalam tempat penimbunan sampah sementara, tak ada sampah yang dibuang di suatu tempat di pinggir sungai atau badan air lainnya, yang dapat menutup sungai dan mencemari air sungai tersebut.

Yang dimaksud dengan sampah (waste) adalah zat-zat / benda-benda tidak berfungsi atau tidak terpakai lagi, baik yang berasal dari rumah-rumah maupun dari sisa-sisa proses industri.
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau matreri berkelebihan atau ditolak atau buangan (Kamus Istilah Lingkungan, 1994).

Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. (Istilah Lingkungan uyntuk Manajemen, Ecolink, 1996).

Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula. Sampah adlah sumberdaya yang tidak siap pakai. Sampah adalah limbah yang bersifat padat, yang terdiri dari zat organic dan zat anorganik, yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. (DPU. 1990).
Sampah adalah semua buangan padat yang dihasilkan dari seluruh kegiatan manusia dan hewan yang tidak berguna atau tidak diinginkan (Tchobanoglous, Theiseen dan Eliassen, 1993).

Selengkapnya....

Serangga Penyebar Penyakit (arthropodha)

Nyamuk :
Culex--> F Bancrofti-> Filariasis
Anopheles Sundaicus --> Plasmodium malahae--> Malaria
Aedes aegypty 4 virus dengue haemorrhagic fever-) Deman Berdarah

Lalat :
Musca damesrica--> (vibrio chorelfa) --> Cholera
Musca domesrica--> (salmonella shigae) --> dysentreria Musca domesri-) (salmonella thypi) 4 typhus

Kutu :
pediculus humanus 4 r prowazeki 4 rickettsiosis (scabies)

Pinjal :
P tikus (xenopsylla cheopis) 4 bakteri pasteurel(a pestis 4 pest P kucing (ctenochephalides felis)4toxoplasma 4 taxoplasmosis P Anjing (ctenachephalides canis)->dypyllidium caninum->cacing pita anjing

Selengkapnya....

Cara penyelesaian masalah sampah

Contoh-contoh penyelesaian masalah sampah di pedesaan:

1. Dibakar

Baik yang mampu sebaiknya pembakaran ini dilakukan lebih tertib dengan menyediakan satu wadah tetap untuk pembakaran.

2. Dibuat pupuk

Untuk pembuatan pupuk perlu lobang dalam tanah. Bila pengusahaan pupuk akan dilakukan terus-menerus dana ada biaya, maka sebaiknya dibuat lobang yang lebih baik dan permanen.

3. Lobang untuk Menanam Pohon Buah-buahan

Kalau pekarangan kita agak luas dan kita hendak menanam pohon pisang, cengkeh, mangga, jambu, dan lain-lain tentu kita akan membuat lobang dan untuk memperoleh hasil buah-buahan yang lebih banyak, pohon perlu di pupuk. Pupuk ini cukup dari sampah.

Selengkapnya....

Pengelolaan Sampah

Yang dimaksud dengan pengolahan adalah sampah dikerjakan sedemikian hingga dapat dimanfaatkan, atau diproses sedemikian hingga tidak membahayakan atau mengganggu lagi. Agar sampah ini tidak membahayakan kesehatan manusia, maka perlu pengaturan pembungannya.

Dari sampah ini harus diperhatikan:
1. Penyimpanannya (Storage).
2. Pengumpulan (Collection).
3. Pembungan (Disposal).

Tiap rumah berkewajiban menyediakan sendiri tempat sampah yang ditempatkan di depan atau belakang rumah dekat jalan.
Tempat sampah ini dapat berupa bak yang dibuat dari pasangan batu bata dan dinding-dinding bak diplester. Dapat pula dari drum bekas.

Lebih baik dibuat dari drum bekas, karena pengosongan sampah mudah dengan jalan memiringkan drum. Yang penting ialah tempat sampah harus ditutup rapih agar lalat, ayam kucing, dan lain-lain binatang, tidak datang mengorek-ngorek sampah untuk mencari sisa-sisa makanan. Selain dari itu sampah dari kertas yang lebar dan bersih sebaiknya, dirobek-robeki menjadi potongan-potongan yang kecil atau dibakar. Isi tempat sampah tergantung dari banyknya penghuni dari suatu rumah dan berapa hari sekali sampah diangkut.

Kita dapat mengelola sampah dengan cara:
1. Dibuat pupuk.
2. Dibakar.
3. Sanytari Landfill.
4. Open dumping.

Selengkapnya....

Pembuatan Pupuk dari Sampah

Salah satu penyelesaian sampah dari kota yang banyak itu ialah sampah dijadiakan pupuk. Karena banyaknya sampah dan sampah terdiri atas bermacam-macam zat organik dan anorganik, maka diperlukan sebuah pabrik sendiri. Sebelum pabrik didirikan biasanya harus ditinjau dan diteleti dahulu, apakah pendirian tersebut menguntungkan atau tidak.

Pembuatan pupuk dari sampah cara skala kecil dapat dipergunakan konstruksi lobang. Agar diperoleh pupuk yang baik, perhatikan petunjuk-petunjuk di bawah ini:

1. Bahan sampah yang akan dijadiakan pupuk dapat dari sampah rumah tangga, daun-daun yang jatuh berguguran, kertas atau karton, kotoran ternak dan abu.

2. Jangan diikut sertakan bahan-bahan dari plastik, zat anorganik seperti kaleng, gelas potongan-potongan logam, batu dan lain-lain.

3. Sampah sebaiknya dipotong-potong hingga menjadi potongan-potongan yang semakin kecil semakin baik. Terutama kertas/karton dan sampah organik yang banyak serat-seratnya.

4. Daun-daun atau sisa-sisa sayuran yang masih basah atau atau segar sebaiknya dikeringkan dahulu. Dapat pula kalau sudah layu.
5. Untuk mempercepat proses jadi pupuk, dicampur dahulu dengan:
a. Sampah yang sudah (hampir) matang.
b. Kotoran ternak yang (hampir) matang.
c. Lumpur najis.
d. Tanah pertanian yang sudah matang.
e. Campuran dengan sampah dari tanaman jenis kacang-kacangan.

Perlu diketahui bahan-bahan pencampur tersebut tidak mutlak seluruhnya dipergunakan. Cukup salah satu saja atau beberapa bahan pencampur.

6. Dicampur dengan kapur. Untuk 1 lobang ¼ - ½ kg kapur. Setelah 35 hari sampah diaduk-aduk sambil dibasahi dengna kapur.

Dalam proses penguraian akan timbul panas sampai 70° C, tetapi bila sudah matang suhu akan turun menjadi sama dengan suhu sekelilingnya. Setelah 35-45 hari sampah sudah matang, tutup dibuka, tetapi berhati-hati, biarkan gas-gas keluar dahulu. Sampah yang sudah matang tidak panas, tidak berbau, berupa tanah gembur dan berwarna hitam kecoklat-coklatan. Setelah matang diambil dari lobang dan sebaiknya dijemur dan setelah kering siap didrop di ladang pertanian. Besarnya sel tergantung dari banyaknya sampah sekaligus yang kita masukkan. Setelah 35-45 hari sampah telah menjadi kompos. Sel Beccari dibuat lebih dari satu, tergantung dari keperluan.

Selengkapnya....

Asal sampah (Refuse) dari kompleks industri kota dan pedesaan

Yang mengurus masalah sampah kota adalah Dinas Kebersihan dan Keresikan Kota (DK3) dari Pemerintahan kota tersebut. Sampah kota berasal dari rumah tangga, pasar, daerah perdagangan dan jalan-jalan.

Sampah rumah tangga selain oleh petugas Dinas tersebut, penanggulangannya juga kadang-kadang dibantu oleh RT-RW setempat. Tiap kota mempunyai cara-cara sendiri untuk menaggulangi samaph. Sampah kota termasuk salah satu masalah yang rumit bagi Pemerintahan Kota. Karena itu perlu sistim Management yang baik dan mengikuti sertakan masyarakat.

Sampah di pedesaan juga berasal dari rumah tangga, ada pula dari halaman atau pekarangna berupa sampah dari daun-daun yang berguguran. Masalah sampah di pedesaan tidak serumit seperti di kota. Hanya diusahakan agar sampah tidak dibuang ke badan-badan air.

Selengkapnya....

Asal sampah (Refuse) dari kompleks industri

Tugas dari Industri, perusahaan atau pabrik antara lain mengolah bahan baku menjadi bahan baku lainnya atau menjadi bahan konsumen.

Dari proses pengolahan ini akan terdapat sampah. Umumnya Industri berdiri sendiri sehingga masalah sampah harus diselesaikan sendiri. Karena itu tiap Industri harus menegtahui banyaknya sampah yang dihasilkan dan macamnya. Mungkin ada sampah yang mengandung racun kimia atau zat yang masih bersifat radioaktif, sehingga sampah yang membahayakan ini harus diolah atau diproses dan baru dibuang setelah tidak membahayakan atau masih tergolong racun, yang harus diolah atau diproses dan baru dibuang setelah tidak membahayakan lagi.

Kadang-kadang ada pabrik yang membuang sampahnya sembarangan saja, walaupun masih dalam kompleks pabrik tersebut. Karena sembarangan ini, mengakibatkan lingkungan dicemari berupa pemandangan yang tidak sedap, bau busuk yang menusuk hidung, pengotoran tanah-tanah yang subur dan badan-badan air.

Untuk menghindari segala bentuk pencemaran lingkunagan, pada waktu merencanakan industri, direncanakan pula penyelesaian pembuangan sampah, antara lain dengan jalan:
* Membangun sebuah incinerator.
* Menyediakan truk untuk mengankut sampah dan pembuangannya di suatu tempat, dimana tempat ini sebelumnnya telah diteliti dahulu bahwa tempat tersebut aman bagi segala bentuk pencemaran.

Selengkapnya....

Asal sampah (Refuse) dari pasar

Pembuangan sampah dari pasar-pasar, karena pasar umumnya kepunyaan Pemerintah Daerah, maka pembuangannya pun dilakukan oleh Pemerintah Daerah.

Sekarang sudah banyak pasar-pasar yang berdiri sendiri berupa P.D. PASAR. Dari pengalaman, karena hasilnya lebih baik, disarankan penyelesaian sampah dari pasar juga diorganisir oleh P.D. PASAR.

Tiap kios atau tiap sekian kios disediakan sebuah tempat sampah. Tiap hari oleh petugas-petugas sampah, sampah ini diambil kemudian dikumpulkan dalam bak besar tempat pengumpul sampah sementara, yang letaknya di dalam kompleks pasar. Dari tempat pengumpul sementara samaph diangkut dengan truk ke tempat pembuangan samaph terakhir yang telah ditentukan. Truk dan alat-alat lainnya kepunyaan P.D. PASAR dan para petugas dibayar oleh P.D. PASAR.

Biaya untuk menanggulangi sampah ini diambil dari para pedagang berupa pajak. Kalau kemudian hari ada kemacetan dalam menanggulangi samaph maka P.D. PASAR-lah yang bertanggung jawab.

Selengkapnya....

Asal sampah (Refuse) dari kompleks perumahan

Ada kompleks perumahan yang berdiri sendiri, sehingga masalah pembuangan sampah harus diusahakan sendiri. Salah satu cara untuk pemecahan masalah sampah ialah dengan jalan membuat tungku pembakar sampah atau incinerator.

Tiap rumah menyediakan tempat samaph dan tiap pagi ada seorang petugas yang membawa sampah dengan gerobak ke tungku pembakar sampah dan petugas ini berkewajiban pula membakar samaph di tungku.

Kalau kompleks tersebut terdiri atas 200 rumah dan tiap rumah memberi uang jasa untuk petugas Rp. 200,-, maka sebulan terkumpul uang Rp. 40.000,-. Uang sebanyak ini dapat membiaya 2 orang petugas.

Biaya pembuatan tungku dan pembelian gerobak, dibebankan kepada proyek pendirian kompleks perumahan tersebut. Karena itu perencanaan biaya selain untuk rumah, listrik, air minum, fasilitas assainering. Juga ditambah untuk mendirikan sebuah tangki pembakar sampah dan alat-alat untuk pengankutan sampah.

Selengkapnya....

Asal Sampah (Refuse) dari rumah tangga

Asal Sampah (Refuse) dari rumah tangga, terdiri atas:

1. Sampah Basah
Berasal dari dapur berupa sisa-sisa tulang, sayur-sayuran, daun pisang bekas pembungkus, kulit buah-buahan, dan lain-lain.

2. Sampah Kering
Daun-daun dari pohon dan bekas pemotongan rumput, kertas, bahan-bahan plastic, dan lain-lain.

3.Barang-barang Bekas
Kaleng, botol, pecahan gelas, karton, bekas pakaian, kayu misal dari kursi yang rusak, dan lain-lain.

Banyak sampah yang dihasilkan oleh tiap rumah tangga berlainan dan tidak tetap. Banyak sampah ini antara 1 – 3 1/orang/hari. Di Jakarta rata-rata: 3 1/orang/hari. Di kota penyelesaian masalah sampah rumah tangga adalah kewajiban Pemerintah Daerah (kota).

Selengkapnya....

Asal Sampah (Refuse) dari makhluk-makhluk hidup yang telah mati, yang terbagi atas binatang dan tumbuh-tumbuhan

Binatang
Di hutan-hutan bangkai dari binatang yang telah mati tidak merupakan persoalan. Akan tetapi di daerah lingkungan hidup atau pemukiman, bila ada binatang mati (kecuali binatang ternak sengaja disembelih untuk dikonsumsi), harus segera dikubur.

Tumbuh-tumbuhan
Dari tumbuh-tumbuhan banyak dihasilkan sampah berupa daun-daun yang berguguran. Di hutan pohon yang mati, keropok atau tumbang dan daun-daun yang berguguran adalah baik, karena dapat membentuk humus.

Di desa tidak merupakan masalah, cukup dibakar atau dijadikan pupuk bersama pupuk kandang.
Di kota, dimana di kedua tepi jalan terdapat pohon-pohonan, daun-daun yang berguguran adalah tugas Pemerintah Daerah untuk menyapunya.

Selengkapnya....

Selasa, 27 Mei 2008

Proses Pembuatan Baja

Dewasa ini, besi kasar diproduksi dengan menggunakan blast furnace (dapur bijih besi) yang berisi kokas pada lapisan paling bawah, kemudian batu kapur dan bijih besi. Kokas terbakar dan menghasilkan gas CO yang naik ke atas sambil mereduksi oksida besi. Besi yang telah tereduksi melebur dan terkumpul di bawah tanur menjadi besi kasar yang biasanya mengandung C, Si, Mn, P, dan S. Kemudian leburan besi dipindahkan ke tungku lain (converter) dan diembuskan gas oksigen untuk mengurangi kandungan karbon. Dengan cara ini dapat diproses besi kasar menjadi baja sebanyak kurang lebih 300 ton dalam waktu 15-20 menit.

Untuk menghilangkan kembali kandungan oksigen dalam baja cair, ditambahkan Al, Si, dan Mn. Proses ini disebut dioksidasi. Setelah dioksidasi, baja cair dialirkan dalam mesin cetakan kontinu berupa slab atau dicor dalam cetakan berupa ingot. Slab dan ingot itu diproses dengan penempaan panas, rolling panas, penempaan dingin, perlakuan panas, pengerasan permukaan dan lain-lain untuk dibentuk menjadi sebuah produk atau kerangka dasar dari sebuah produk.

Selengkapnya....

Senin, 26 Mei 2008

Cara Kerja Pengomposan

Cara pengolahan sampah organic dengan metode biologi (PSOMB)

a. Bahan baku pengomposan, Bahan baku pengomposan adalah sebagai berikut :

  • Sampah organik rumah tangga dan sampah pasar.
  • Usia sampah tidak lebih dari 2 hari.
  • Nilai C/N sampai 30 : 1.
  • Penambahan bahan penunjang (penambahan Carbon) dapat dilakukan sampai mencapai C/N 30 : 1.
  • Kadar air maksimal sampah 50 %.
b. Bahan penunjang, Bahan penunjang pengomposan adalah :
  • Mikroorganisme tambahan (inokulum).
  • Larutan gula (sebagai bahan makanan mikroorganisme).
  • Bahan-bahan yang dapat meningkatkan nilai Carbon dan C/N.
c. Peralatan, Peralatan yang dibutuhkan dalam pengoperasian meliputi :
  • Thermometer.
  • Cetakan.
  • Saringan kasa.
  • Alat pencacah (manual atau mesin).
  • Sekop dan gacok.
  • Emrat.
  • Ember.
  • Tabung aerasi.

Selengkapnya....

Cara Membuat Kompos

Kompos dapat dibuat dengan cara:

1. Bahan-bahan yang diperlukan :
a. Empat lembar papan ringan ukuran 200 x 25 x 3 cm.
b.Dua batang bambu panjang 260 cm.

2. lekatkan keempat lembar papan tersebut satu sama lain sehingga membentuk cetakan bujur sangkar ukuran 200 x 200 cm, dan pada kedua sisinya yang berhadapan dilekatkan batang bambu.

3. masukan kedalam cetakan kompos itu bahan sisa-sisa tanaman seperti jerami padi, sisa-sisa daun kering, batang pisang, daun batang kacang-kacangan dan lain-lain sisa tanaman yang telah dicincang dipotong-potong kecil. Benda-benda yang tidak mengalami pelapukan/ dekomposisi seperti plastik, batu, kayu-kayu keras disingkirkan. Alat untuk mencincang sisa-sisa tanaman disebut “Chopper”.

4. Urutan pekerjaan pembuatan kompos adalah sebagai berikut:
a. Letakan cetakan bujur sangkar pada tanah yang datar, kemudian bahan baku limbah dimasukan kedalam cetakan sambil diinjak-injak secara merata. Setelah tumpukan penuh setinggi papan cetakan (25 cm), maka cetakan diangkat serentak melalui pegangan bambu.
b. Sebelum timbunan limbah dimasukan kedalam cetakan, terlebih dahulu ditebar pupuk kandang yang baru sewcara merata diatas lapisan pertama demikian pula beberapa genggam pupuk Urea (1000 gram), pupuk TSP (1200 gram), dan kapur (1300 gram). Gahan-bahan tersebut ditambahkan dengan maksud untuk mempercepat proses dekomposisi dan meningkatkan kualitas kandungan unsure hara pada kompos yang dihasilkan. Kemudian tumpuklah secara merata daun-daun hijau yang masih segar sebanyak 50 Kg. di atas lapisan ini bahan baku jerami dan bahan sisa-sisa tanaman lainnya ditumpukan sehingga cetakan menjadi penuh dan membentuk lapisan baru. Setiap kali lapisan terbentuk, perlu disiram air sebanyak 5 liter. Demikian seterusnya hingga terdapat enam lapisan yang masing-masing tebalnya 25 cm dan keseluruhannya mencapai tinggi 150 cm.
c. Timbunan yang terdiri dari enam lapis itu kemudian dituttup dengan plastic hitam untuk ukuran 6 x 6 meter. Setiap 2 hari (musim kemarau) timbunan disiram agar kelembaban dapat dipertahankan.
Setelah beberapa hari suhu akan meningkat mencapai kira-kira 650 celcius.
d. Setiap 14 hari tumpukan kompos dibalikan kesebelah sisi yang kosong dengan tetap menggunakan alas cetak. Akibat proses pelapukan, timbunan kompos akan merosot tingginya menjadi kira-kira 90 cm. untuk mempertahankan suhu, adakalanya pada setiap lapis hasil pembalikan ditebarkan rumput hijau yang segar.

Ketika membalikan kompos harus diusahakan agar bagian luar ditempatkan kedalam, sehingga proses pembusukan berlangsung secara merata. Demikian seterusnya sampai kompos matang yang dapat terlihat dari kondisi/keadaan yang kehitam-hitaman.

Selengkapnya....

Jumat, 16 Mei 2008

BUANGAN INDUSTRI / PERUSAHAAN

Buangan industri/ perusahaan adalah : air buangan yang berasal dari industri /perusahaan.

Sumber buangan industri/perusahaan adalah bangunan / tempat industri atau perusahaan, oleh karena itu air buangan industri / perusahaan mempunyai sifat (karakteristik) yang berbeda-beda tergantung dari macam industri / perusahaan yang bersangkutan.

Misalnya : Pabrik texstil air buangannya banyak mengandung zat-zat kimia pewarna (akibat dari proses pencelupan). Perusahaan perbengkelan (bengkel mobil, motor), air buangannya banyak mengandung minyak, olie.

Karena syarat-syarat air buangan industri berlainan maka cara /sistem pengolaan air buangan industri / perusahaan berbeda-beda tergantung dari sifat air buangan tersebut.

Selengkapnya....

Pemahaman Umum Drainase

Drainase yang berasal dari kata to drain yang berarti mengeringkan atau mengalirkan air drainase, merupakan suatu sistem pembuangan air bersih dan air limbah dari daerah pemukiman, industri, pertanian, badan jalan dan permukaan perkerasan lainnya, serta berupa penyaluran kelebihan air pada umumnya, baik berupa air hujan, air limbah maupun air kotor lainnya yang keluar dari kawasan yang bersangkutan baik di atas maupun di bawah permukaan tanah ke badan air atau ke bangunan resapan buatan.

Pemahaman secara umum mengenai drainase perkotaan adalah suatu ilmu dari drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan, yaitu merupakan suatu sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan yang meliputi pemukiman, kawasan industri dan perdagangan, sekolah, rumah sakit, lapangan olahraga, lapangan parkir, instalasi militer, instalasi listrik dan telekomunikasi, pelabuhan udara, pelabuhan laut, serta tempat-tempat lainnya yang merupakan bagian dari sarana kota yang berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan, sehingga menimbulkan dampak negatif dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan manusia.

Untuk mendapatkan pemahaman tentang drainase secara umum, maka kita perlu mengetahui latar belakang diperlukannya suatu drainase, tujuan dan manfaat dari pembuatan drainase tersebut, jenis drainase yang umum digunakan, sejarah perkembangan, prinsip-prinsip sistem drainase dan kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah berhubungan dengan pencapaian lingkungan yang baik, asri dan nyaman bagi masyarakat.

Siklus keberadaan air di suatu lokasi dimana manusia bermukim, pada masa tertentu akan mengalami keadaan berlebih, sehingga dapat mengganggu kehidupan manusia. Selain itu semakin kompleksnya kegiatan manusia dapat menghasilkan limbah berupa air buangan yang dapat mengganggu kelangsungan hidupnya, dan dengan adanya keinginan untuk meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan hidup maka manusia mulai berusaha untuk mengatur lingkungannya dengan cara melindungi daerah pemukimannya dari air berlebih dan air buangan.

Didalam daerah yang belum berkembang/pedesaan, drainase terjadi secara alamiah sebagai bagian dari siklus hidrologi. Drainase alami ini berlangsung tidak secara statis melainkan terus berubah secara konstan menurut keadaan fisik lingkungan sekitar. Seiring dengan berkembangnya kawasan perkotaan yang ditandai dengan banyak didirikannya bangunan-bangunan yang dapat menunjang kehidupan dan kenyamanan masyarakat kota, maka sejalan dengan itu diperlukan pula suatu sistem pengeringan dan pengaliran air yang baik untuk menjaga kenyamanan masyarakat kota. Sehingga drainase perkotaan harus saling padu dengan sampah, sanitasi dan pengendalian banjir perkotaan.

Drainase perkotaan bertujuan untuk mengalirkan air lebih dari suatu kawasan yang berasal dari air hujan maupun air buangan, agar tidak terjadi genangan yang berlebihan pada suatu kawasan tertentu. Karena suatu kota terbagi-bagi menjadi beberapa kawasan, maka drainase di masing-masing kawasan merupakan komponen yang saling terkait dalam suatu jaringan drainase perkotaan dan membentuk satu sistem drainase perkotaan.

Dengan adanya suatu sistem drainase di perkotaan maka akan diperoleh banyak manfaat pada kawasan perkotaan yang bersangkutan, yaitu akan semakin meningkatnya kesehatan, kenyamanan dan keasrian daerah pemukiman khususnya dan daerah perkotaan pada umumnya, dan dengan tidak adanya genangan air, banjir dan pembuangan limbah yang tidak teratur, maka kualitas hidup penduduk di wilayah bersangkutan akan menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan ketentraman seluruh masyarakat.

Selengkapnya....

Merencanakan Saluran Irigasi

Tahap-tahap Perencanaan Saluran Irigasi

  • Mulai dari rencana bendung, teriklah garis titik – garis titik yang menyusuri kontur tertinggi dimana diperkirakan daerah akan dialiri.
  • Garis titik – garis titik tersebut diatas perlu sejajar dengan kontur, akan tetapi dibuat menurun lebih kurang 30 cm setiap satu kilometer.
  • Garis titik – garis titik tersebut adalah rencana saluran induk.
  • Pada tempat tertentu dimana diperkirakan ada sawah yang akan dialiri, maka dibuat satu bangunan sadap, atau bilamana ternyata dapat mengairi daearah /kota yang luas dan letaknya lebih jauh dari bangunan tadi, maka dapat dibuat saluran sekunder.

Jadi fungsi bangunan tadi berubah yaitu disamping menyadap dia juga membagi kesaluran sekunder dan nama bangunan tersebut adalah bangunan bagi sadap.
  • Bangunan sadap maupun bangunan bagi diletakkan pada tempat yang tinggi atau lebih tinggi dari sawah yang akan dialiri.
  • Pada umumnya trase (rencana) saluran induk mengikuti grasit tinggi, dan trase saluran sekunder mengikuti penggung.
  • Rencanakan apakah akan menggunaklan Sistem Clos Chanel atau Open Chanel
  • Rencanakan dan desain agar pengaliran air minum ini menggunakan gaya gravitasi

Selengkapnya....

Pengaruh Aspek Radiologis Terhadap Kesehatan

Radioaktivitas : suatu proses dimana mineral yang mempunyai nucleus atau inti yang tidak stabil mengalami disintegrasi spontan dengan melepaskan energi. Proses disintegrasi disertai atau ditandai adanya emisi radiasi seperti : partikel alpha, beta, dan sinar gama.

Sumber alamiah : sinar cosmos dan mineral radioaktif
Sumber buatan : peralaran rontgen , reactor nuklir bom atom dll

Sinar radioaktif sangat berbahaya bagi kesehatan karena merusak sel dan jaringan tubuh, mulai dari yang sangat ringan seperti rontok rambut sampai pada kanker. Lebih berbahaya lagi apabila sinar tadi mengenai sel-sel genetic karena dapat menimbulkan sterilitas dan mutasi. Efek yang terjadi pada sel somatic sangat tergantung dosis yang diterima.

Selengkapnya....

Hygiene Dalam Menciptakan Kawasan Industri

Dalam rangka mempercepat pertumbuhan industri guna memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun eksport, diciptakan kawasan sebagai tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan segala fasilitas industri.

Dalam menciptakan kawasan industri yang merupakan pembangunan kawasan industri yang tujuannya sebagaimana tertuang dalam pasal 2 Keputusan Presiden Nomor : 53 Tahun 1989 tentang kawasan industri, yaitu untuk :
a. Mempercepat pertumbuhan industri.
b. Memberikan kemudahan bagi kegiatan industri
c. Mendorong kegiatan industri untuk berlokasi dikawasan industri
d. Menyediakan fasilitas lokasi industri yang berwawasan lingkungan.

Kawasan industri ini merupakan lokasi pengelolaaan yang dilakukan oleh perusahaan kawasan industri yang telah memperoleh izin tetap yang merupakan izin usaha kawasan industri dikeluarkan oleh Menteri Perindustrian, sebelum izin tersebut dikeluarkan diperlukan tahap persetujuan prinsip. Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor : 53 Tahun 1989 persetujuan prinsip merupakan persetujuan yang diberikan kepada perusahaan kawasan untuk melakukan persiapan-persiapan penyediaan tanah, perencanaan penyusunan rencana tapak tanah di kawasan industri pengadaan, pemasangan instalasi/peralata yang diperlukan.

Persetujuan prinsip ini dikeluarkan dengan mengajukan permohonan dengan mengisi formulir yang telah ditentukan sebagai catatan :

- Persetujuan prinsip berlaku selama 3 tahun, kecuali untuk hal tentang yang berkaitan dengan pelaksanaan penyelesaian pembangunan kawasan industri.

- Persetujuan prinsip dapat ditinjau kembali dengan kemungkinan ditempuhnya penyesuaian, perpanjangan atau pencabutan selambat-lambatnya 3 tahun, apakah pemohon :

a. Belum menyelesaikan Rencana Tapak Tanah (Ste-Plan) Kawasan Industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Standar Teknis, menyelesaikan kewajiban melaksanakan Analisis Dampak Lingkungan termasuk Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantapan Lingkungan (RPL) yang telah disetujui oleh Menteri perindustrian.

b. Belum tercapainya kesiapan fisik untuk membangun Kawasan Industri, yaitu telah dibebaskannya tanah minimum seluas 60% dari kawasan Industri yang diizinkan serta telah dipenuhinya prasarana dan sarana penunjang teknis yang diperlukan oleh perusahaan Industri yang baru dalam Kawasan Industri yang akan membangun di kawasan Industri tersebut.

Adanya pematokan standar teknis Industri maupun pengurusan perizinan, akan mempermudah dalam melakukan pengawasan maupun evaluasi terhadap segala kemungkinan dari dampak yang akan ditimbulkan oleh kegiatan Industri, selain itu dapat dipantau guna pengembangan kawasan itu sendiri. Untuk menjamin terlaksananya Pembangunan kawasan industri yang berwawasan lingkungan maka Kepala Badan pertanahan Nasional dalam keputusanya Nomor : 6 tahun 1990 mengatur penyusunan Penyajian Informasi Lingkungan (PIL) sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan Pemberian Izin Lokasi dan pembebasan tanah, berisi tentang :

1. Identitas pemrakarsa.

2. Uraian singkat rencana kegiatan.
- Jenis rencana kegiatan.
- Rencana lokasi kegiatan.
- Uraian rencana kegiatan.

3. Uraian singkat Rona lingkungan.
Iklim, Fisiografi, Hidrologi/Hidroocanografi, Ruang dan lahan, Tanah, Biologi, Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya.

4. Evaluasi dampak dan penanganan serta pemantauannya merupakan uraian dampak rencana kegiatan terhadap lingkungan dan sebaliknya.

Selengkapnya....

Fungsi, Syarat, dan Gangguan Kesehatan Makanan

Fungsi Makanan:

1. Sumber energi : karbohydrat, protein (emak
2. Pembangunan tubuh : protein
3. Pelindung dan pengatur kerja faal : mineral, vitamil, air

Syarat Makanan Sehat:

1. Hygienis : cara pengolahan, alat, pekerja pengolahan
2. Mengandung gizi
3. Mudah dicema
4. Saat dimakan tidak memiliki suhu terlalu tinggi

Gangguan kesehatan akibat makanan :

1. Keracunan makanan
- racun asli yang berasal dari tumbuhan/hewan: singkong, jamur, ballon fish dll
- racun yang ada dalam panganan akibat pengotoran/kontaminasi : kontaminasi rantai makanan, kontaminan pestisida, kontaminan logam, kontaminan mikroba

2.Penyakit bawaan makanan : penyakit umum yang diderita akibat memakan sesuatu makanan yang terkontaminasi mikroba pathogen (virus, bakteri, protozoa, metazoa)

Selengkapnya....

Penataan perumahan dan permukiman

Azas manfaat, adil, merata, kebersamaan dan kekeluargaan, kepercayaan pada diri sendiri, keterjangkauan dan kelestarian LH. Manfaat, agar SD yang terbatas dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Adil dan merata, agar hasil pembangunan perumahan dan pemukiman dapat dinikmati secara adil dan merata oleh seluruh rakyat. Kebersamaan dan kekeluargaan, agar golongan masyarakat yang kuat membantu golongan masyarakat yang lemah dan mencegah terjadinya lingkungan permukiman yang eksklusif.

Kepercayaan pada diri sendiri, agar segala usaha dan kegiatan dalam pembangunan perumhan dan pemukiman bertumpu pada prakarsa, swadaya dan peran serta masyarakat sehingga mampu membangkitkan kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri. Keterjangkauan, agar hasil pembangunan perumahan dapat dijangkau oleh masyarakat rendah. Kelestarian LH, untuk menunjang pembangunan berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan, baik bagi generasi sekarang maupun generasi yang akan datang.

Membangun rumah adalah membangun baru, memugar, memperluas rumah dengan mempertimbangkan faktor-faktor setempat mengenai keadaan fisik, ekonomi, sosial, budaya serta keterjangkauan masyarakat baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.

Setiap orang atau badan adalah warga negara Indonesia, warganegara asing penduduk Indonesia, badan hukum Indonesia, badan hukum asing yang berkedudukan di Indonesia berhak membangun perumahan.

Untuk mewujudkan rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur maka pembangunan rumah/ perumhan wajib mengikuti persyaratan teknis, ekologis, dan administratif serta wajib melakukan pemantauan dan pengelolaan lingkungan. Persyaratan teknis berkaitan dengan keselamatan dan kenyamanan bangunan, dan keandalan sarana, serta prasarana lingkungan. Persyaratan ekologis berkaitan dengan keserasian dan keseimbangan baik antara lingkungan buatan dan lingkungan alam maupun dengan lingkungan sosial budaya, termasuk nilai-nilai budaya bangsa yang perlu dilestarikan.

Persyaratan administratif berkaitan dengan pemberian izin usaha, izin lokasi dan izin mendirikan bangunan serta pemberian hak atas tanah. Pemantauan lingkungan bertujuan untuk mengetahui dampak negatif yang terjadi selama pelaksanaan pembagunan rumah atau perumahan, sedangkan pengelolaan lingkungan bertujuan untuk dapat mengambil tindakan koreksi bila terjadi dampak negatif dari pembangunan perumahan.

Selengkapnya....

Perumahan, Pemukiman, Sarana, fasilitas dan Kasiba

Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang nomor 4 tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman yang dimaksud dengan :

1. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal/ hunian dan sarana pembinaan keluarga.
2. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/ lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana sarana lingkungan.
3. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/ lingkungan hunian dan tempat kegiatan perikehidupan/ penghidupan.
4. Satuan lingkungan pemukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan pentaan tanah dan ruang, prasaran dan sarana lingkungan yang terstruktur.
5. Prasaran lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
6. Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya.
7. Pasarana/ infrastruktur adalah alat atau tempat yang paling utama dalam kegiatan sosial ekonomi (faktor potensial dalam menentukan masa depan dari perkembangan suatu wilayah perkotaan/ pedesaan).
8. Sarana adalah alat pembantu prasarana.
9. Prasarana dana sarana adalah jalan dan mobil, rumah dan perabotnya.

Sarana dasar yang utama bagi lingkungan permukiman, diantaranya:
1. Jaringan jalan untuk mobilitas manusia dan barang, mencegah perambatan kebakaran, menciptakan ruang antar bangunan.
2. Jaringan saluran pembuang air limbah dan tempat pembuangan sampah untuk kesehatan lingkungan.
3. Jaringan saluran air hujan untuk drainase dan mencegah banjir setempat.
4. Jaringan air bersih (bila air tanah sebagai sumber air bersih tidak ada).

Fasilitas penunjang adalah bangunan perniagaan/ pembelanjaan yang tidak mencemari lingkungan (ekonomi), (sosial budaya: bangunan pelayanan umum, pemerintahan, pendidikan, kesehatan, peribadatan, rekreasi, dan olahraga, pemakaman, pertamanan).
Utilitas umum adalah sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan meliputi: jaringan air bersih, jaringan listrik, telepon, gas, transportasi, pemdam kebakaran.

KaSiba adalah sebidang tanah yang fisiknya telah dipersiapkan untuk pembangunan perumahan/ permukiman skala besar yang berbagi dalam satu lingkungan siap bangun/ lebih yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dengan lebih dahulu dilengkapi dengan jaringan primer dan sekunder prasarana lingkungan sesuai dengan rencana tata ruang lingkungan yang ditetapkan oleh Pemda tk II.

Selengkapnya....

hygiene Kesehatan

hygiene ialah Upaya kesehatan masyarakat yang khusus meliputi segala usaha untuk melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan badan dan jiwa,baik untuk umum, maupun untuk perseorangan, dengan tujuan memberi dasar-dasar kelanjutan hidup yang sehat serta mempertinggi kesejahteraan dan dayaguna peri kehidupan manusia.

Prinsip Dasar Tentang Hygiene

Higiene adalah ilmu yang mempelajari cara mempertahankan kondisi kesehatan. Segala penelitian, analisa, pengukuran hasil dari ilmu ini yang bertujuan mencegah mewabahnya atau menyebabkan penyakit, semuanya tercakup dalam istilah “ higiene”.

Higiene sebagai ilmu pengetahuan dasar mengenai kesehatan , haruslah mempertimbangkan keberadaan lingkungan dimana manusia dan hewan tinggal sebagai satu kesatuan. Observasi lingkungan yang dimaksud, kemudian diikuti penetapan sejumlah aturan-aturan yang sesuai sehingga dapat mempertahankan dan miningkatkan kesehatan umum serta dapat mencegah penyebaran penyakit.

Pertanyaan tentang higiene tidak hanya muncul dalam konteks air untuk diminum, untuk mencuci dan untuk kegunaannya lainnya, akan tetapi dalam kontek semua aspek kehidupan. Sebagian sumber-sumber utama masalah higiene adalah : perumahan (termasuk ruang kerja), rumah sakit, sanitasi perkotaan, transportasi umum, industri, tempat-tempat perawatan, sekolah , sandang/pakaian, kebersihan diri, makanan serta faktor-faktor lingkungan lainnya yang lebih luas seperti udara, air dan tanah.

Menurut Undang-Undang No 11 tahun 1962 tentang Hygiene untuk usaha-usaha bagi umum oleh Presiden Republik Indonesia yang dimaksud dengan hygiene ialah
1. Segala usaha untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan;
2. Usaha-usaha bagi umum ialah usaha-usaha yang dilakukan oleh badan-badan pemerintah, swasta maupun perserorangan yang menghasilkan sesuatu untuk atau yang langsung dapat dipergunakan oleh umum.

Pemerintah memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan rakyat dengan menyelenggarakan dan menggiatkan usaha-usaha dalam lapangan :
a) Pencegahan dan pemberantasan penyakit,
b) Pemulihan kesehatan,
c) Penerangan dan pendidikan kesehatan pada rakyat,
d) Pendidikan tenaga kesehatan,
e) Perlengkapan obat-obatan dan alat-alat kesehatan,
f) Penyelidikan-penyelidikan,
g) Pengawasan, dan
h) lain-lain usaha yang diperlukan.

Selengkapnya....

Apa sajakah bakteri indikator sanitasi?

Sampai saat ini, ada tiga jenis bakteri yang dapat digunakan untuk menunjukkan adanya masalah sanitasi, yaitu Escherichia coli, kelompok Streptococcus (Enterococcus) fekal, dan Clostridium perfringens.

Clostridium perfringens adalah bakteri gram positif pembentuk spora yang sering ditemukan dalam usus manusia. Meskipun demikian, bakteri ini jarang digunakan sebagai indikator sanitasi karena metode pengujiannya kurang spesifik, kadang-kadang ditemukan di luar usus manusia (tanah, debu, lingkungan, dan sebagainya). Dan, karena bakteri ini termasuk patogen asal pangan (foodborne pathogens) penyebab keracunan, maka pengujiannya membahayakan.

Kelompok Streptococci fekal merupakan bakteri gram positif bukan pembentuk spora yang ditemukan dalam usus manusia. Akan tetapi, Streptococci fekal relatif tidak banyak diujikan sebagai indikator sanitasi karena beberapa spesiesnya ditemukan di luar usus manusia (S equinus pada usus kuda dan S bovis pada sapi) serta korelasinya dengan terdapatnya patogen tidak dianggap bagus.

Meskipun demikian, bakteri ini baik digunakan sebagai indikator sanitasi apabila jarak pengambilan sampel dan laboratorium pengujian cukup jauh karena relatif lebih tahan di dalam air ketimbang Escherichia coli.

Bakteri yang paling banyak digunakan sebagai indikator sanitasi adalah E coli karena bakteri ini adalah bakteri komensal pada usus manusia dan umumnya bukan patogen penyebab penyakit.
E coli adalah bakteri gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk spora dan merupakan flora normal di usus. Meskipun demikian, beberapa jenis E coli dapat bersifat patogen, yaitu serotipe-serotipe yang masuk dalam golongan E coli Enteropatogenik, E coli Enteroinvasif, E coli Enterotoksigenik, dan E coli Enterohemoragik Jadi, adanya E coli dalam air minum menunjukkan bahwa air minum itu pernah terkontaminasi kotoran manusia dan mungkin dapat mengandung patogen usus. Oleh karena itu, standar air minum mensyaratkan E coli harus absen dalam 100 ml.

Karena uji E coli yang kompleks, maka beberapa standar, misalnya Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk air minum, mensyaratkan uji coliform dan bukannya uji E coli. Apakah yang dimaksud dengan coliform? Coliform adalah kelompok bakteri gram negatif berbentuk batang yang pada umumnya menghasilkan gas jika ditumbuhkan dalam medium laktosa.

Pengujian coliform jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan uji E coli karena hanya memerlukan uji penduga yang merupakan tahap pertama uji E coli. Apa artinya jika terdapat coliform dalam air minum atau makanan?

Berarti ada kemungkinan air atau makanan itu mengandung E coli, tetapi mungkin juga tidak mengandung E coli karena bakteri-bakteri bukan patogen dan bukan asal usus dari genus Enterobacter dan beberapa Klebsiella juga menghasilkan uji coliform positif. Jika ingin diketahui apakah coliform tersebut merupakan coliform fekal atau E coli, maka uji tersebut dapat dilanjutkan dengan uji empat tahap di atas. Akan tetapi, jika uji penduga tidak menunjukkan adanya coliform, tidak perlu dilakukan uji lengkap.

USEPA mensyaratkan presence/absence test untuk coliform pada air minum, di mana dari 40 sampel air minum yang diambil paling banyak 5 persennya boleh mengandung coliform. Apabila sampel yang diambil lebih kecil dari 40, maka hanya satu sampel yang boleh positif mengandung coliform. Meskipun demikian, USEPA mensyaratkan pengujian indikator sanitasi lain seperti protozoa Giardia lamblia dan bakteri.

Selengkapnya....

Sanitasi Lingkungan

Sanitasi merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh pemerintah, instansi-instansi pemerintah ataupun masyarakat terhadap pencemaran yang terjadi di darat, air maupun udara yang memberi kontribusi dalam pelestarian lingkungan hidup serta berperan dalam menghilangkan sumber vector dan reservoir penyakit dan memutus rantai penular.


Berbagai upaya yang harus dilakukan antara lain: penyediaan air bersih/memenuhi syarat, pengelolaan sampah dan air buangan, house keeping yang baik, pengendalian vector dan binatang mengerat (rodent control). membangun instalasi pengolahan air limbah terpadu seperti di Eropa dan Amerika Serikat.

Indikator sanitasi

Dalam bidang mikrobiologi pangan dikenal istilah bakteri indikator sanitasi. Dalam hal ini, pengertian pangan adalah pangan seperti yang tercantum pada Undang-Undang Pangan Nomor 7 Tahun 1996 yang mencakup makanan dan minuman (termasuk air minum).
Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam pangan menunjukkan bahwa air atau
Bakteri-bakteri indikator makanan tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia. sanitasi umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia. Jadi, adanya bakteri tersebut pada air atau makanan menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih tahap pengolahan air atau makanan pernah mengalami kontak dengan kotoran yang berasal dari usus manusia dan oleh karenanya mungkin mengandung bakteri patogen lain yang berbahaya.

Selengkapnya....

Tujuan Teknik Penyehatan

Tujuan teknik penyehatan adalah pengadaan lingkungan kehidupan yang aman, sejahtera, sehat, dan menyenangkan bagi manusia. Sedangkan fungsi pokok dari teknik penyehatan ialah peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yang mengutamakan usaha kearah terciptanya lingkungan hidup yang sehat dan pencegahan pengotoran alam lingkungan.

Agar tujuan dari teknik penyehatan tercapai, maka dalam aplikasinya harus memperhatikan komponen lingkungan. Dimana komponen tersebut terdiri dari:


1. Aspek Fisik, kimia
2. Aspek Biologi
3. Aspek sosial, ekonomi, budaya
4. Aspek kesehatan lingkungan masyarakat
5. Aspek ketertiban masyarakat.

Selengkapnya....

Selasa, 08 April 2008

Program tahunan Teknik Sipil :"Lomba Model Jembatan Kayu XII" - bentuk regional even internasioal "IBBC" - IIT Chicago,US.

“Lomba Model Jembatan Kayu XII” akan diselenggarakan pada :
HARI / TANGGAL : SABTU / 12 April 2008
WAKTU : pk. 08.00 – selesai
ACARA :
08.00-09.00 : Penimbangan model jembatan
09.00-09.30 : Pembukaan
09.30-10.00 : Penjurian
10.00-12.00 : Uji beban
12.00-13.00 : Makan siang
13.00-13.15 : Pengumuman pemenang & penyerahan hadiah.

TEMPAT :

Gedung UTAMA Lantai III
Kampus I Universitas Tarumanagara
Jl. Let Jen S. Parman No.1, Jakarta Barat

Selengkapnya....

Sabtu, 23 Februari 2008

Perhitungan Biaya Pemindahan Tanah Mekanis

Pemilihan suatu alat sebenarnya bukan di dasarkan pada besarnya produksi atau kapasitas alat tersebut, tetapi di dasarkan pada biaya termurah untuk setiap cu yd atau cu mtr produksinya. Untuk itu penting untuk mengetahui bagaimana cara memperkirakan biaya produksi suatu alat berat. Komponen-komponen biaya produksi yang mempengaruhi harga satuan pekerjaan tersebut adalah:

a. Biaya pemilikan (owner ship cost), Yang termasuk biaya pemilikan tanah ialah:
- Harga pokok pembelian ditambah biaya assembling dan biaya angkut hingga ke job-site.
- Penyusutan, dihitung dengan menjumlahkan harga alat, ongkos angkut, ongkos muat, ongkos bongkar dan ongkos pasang bagi umur alat yang bersangkutan.
- Bunga, pajak dan sewa gudang biasanya diambil 10 % (bunga 6 %, pajak 2 % dan asuransi serta ongkos gudang 2 %).

b. Biaya operasi (operating cost)
Yang termasuk biaya operasional adalah:
- Biaya penggantian dan reparasi ban.
- Biaya reparasi umum, termasuk biaya suku cadang dan ongkos pasang serta pemeliharaan.
- Biaya alat pergantian alat gali.
- Biaya pemakaian bahan baker.
- Untuk mesin yang menggunakan bensin 0,31/ pk/jam.
- Untuk mesin yang menggunakan solar 0.21/ pk/jam
- Biaya perbaikan (repairing cost)
- Biaya tidak langsung (indirect cost).

Selengkapnya....

Teori Kesalahan

Pada pengukuran dan Pemetaan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi hasil kerja tersebut, sehingga semua itu tidak luput dari kesalahan-kesalahan. Kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat terjadi pada pengukuran dan pemetaan terdiri dari tiga kesalahan, yaitu :

1. Kesalahan Sistematis (Sistematical Error)
Kesalahan Sistematis adalah kesalahan yang terjadi karena faktor peralatan dan kondisi alam. Peralatan yang dibuat oleh manusia walaupun dibuat dengan tingkat akurasi tinggi tetap masih mempunyai keterbasan pada ketelitian. Alam turut mempengaruhi hasil pengukuran dan pemetaan karena perbedaan suhu, temperatur, dan kondisi alam dilapangan.

Oleh sebab itu diperlukan adanya suatu prosedur untuk mengetahui kemungkinan munculnya kesalahan pada peralatan dan melakukan upaya untuk dapat mengeliminirnya atau bahkan untuk menghilangkan kesalahan tersebut.

2. Kesalahan Acak (Random Error)
Kesalahan Acak adalah kesalahan yang terjadi karena keterbatasan pada poanca indera manusia. Keterbatasan tersebut dapat berupa kekeliruan, kurang hati-hati, kelalaian, ketidakmengertian pada instrument, atau belum terlatihnya petugas yang bersangkutan. Untuk menanggulanginya diperlukan koreksi-koreksi dengan pendekatan ilmu-ilmu statistik, pada fenomena pengukuran dan pemetaan suatu syarat geometrik menjadi kontrol dan penyikat data yang tercakup pada titik-titik kontrol pengukuran.


3. Kesalahan Besar (Blunder)
Kesalahan besar dapat terjadi apabila oprator atau surveyor melakukan kesalahan-kesalahan yang seharusnya tidak terjadi akibat dari kesalahan pada pembacaan dan penulisan nilai-nilai yang diambil dilapangan. Dengan demekian jika terjadi kesalahan besar maka pengukuran harus diulang atau data tersebut harus dibuang dan diganti dengan data yang baru, jika memang data tersebut tidak terlalyu berpengaruh pada pada hasil pengukuran dan pemetaan.

Kesalahan kerangka dasar vertikal
Kesalahan dapat terjadi akibat tidak berhimpitnya sumbu vertikal theodolite dengan arah garis vertikal. Karena kesalahan sumbu vertikal tak dapat dihilangkan dengan merata-ratakan dari observasi dengan teleskopdalam posisi normal dan dalam posisi kebalikan, maka pengukuran haruslah dilaksanakan dengan hati-hati, terutama pada saat pengukuran untuk sasaran dengan elevasi yang besar.

Kesalahan kerangka dasar horizontal
Kesalahan ini dapat terjadi akibat sumbu horizontal tidak tegak lurus terhadap sumbu vertikal. Untuk mengoreksi kesalahan pada pengukuran kerangka dasar horizontal dapat dilakukan koreksi secara sistematis pada pembacaan sudut horizontal. Kontrol koordinat dilakukan melalui empat atau dua buah titik ikat bergantung pada kontrol sempurna atau sebagian saja.

Jarak datar dan sudut poligon setiap titik poligon merupakan variable yang menentukan untuk memperoleh koordinat definif tersebut. Syarat yang ditetapkan dan harus dipenuhi terlebih dahulu adalah syarat sudut baru kemudian syarat absis dan ordinat. Bobot koreksi sudut tidak diperhitungkan atau dilakukan secara sama rata tanpa memperhatikan faktor –faktor lain, sedangkan bobot koreksi absis dan ordinat diperhitungkan melalui dua metode, yaitu :
1. Metode Bowditch
Metode ini bobot koreksinya dihitung berdasarkan jarak datar langsung.
2. Metode Transit

Metode ini bobot koreksinya dihitung berdasarkan proyeksi jarak langsung terhadap sumbu x ( untuk absis ) dan terhadap y ( untuk ordinat ). Semakin besar jarak datar langsung koreksi bobot absis dan ordinat maka semakin besar, demikian pula sebaliknya.

Selengkapnya....

Pengertian Ilmu Ikur Tanah

Ilmu ukur tanah disebut juga plan surveying yaitu ilmu yang mempelajari cara menyajikan bentuk permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur manuia (mencakup seni dan teknologi) diatas permukaan yang dianggap datar.

Bentuk bumi merupakan pusat perhatian dan kajian dari bidang ilmu ukur tanah. Bumi pada dasarnya berbentuk sangat tidak beraturan terbukti dengan adanya pegunungan dan jurang-jurang. Ilmu ukur tanah atau plan surveying dibatasi pada cakupan wilayah yang relatif sempit yaitu sekitar antara 0.5 derajat x 5.5 derajat atau 55 km x 55 km. Ilmu ukur tanah dibagi dua pengukuran:

1. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV)
a. Metode sipat datar
b. Metode trigonometris
c. Metode barometris

2. Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal
- titik tunggal
a. pengikatan kemuka
b. pengikatan ke belakang

pengikatan kebelakang dibagi dua metode:
a. Metode collins
b. Metode cassini
- Metode titik banyak
Banyak titik dibagi lima metode:
a. Metode polygon
b. Metode triangulasi.
c. Metode trilaterasi
d. Metode triangulterasi
e. Metode kuadrilateral
f. Pengukuran Titik-titik Detail Digunakan Untuk Memperoleh Koordinat

Meliputi :
a. Metode Tachimetri, Pengukuran metode ini mengunakan alat-alat ukur optis, lekronis dan digital. Sesuai untuk pengukuan dan pemetaan yang memerlukanketelitian tinggi, efisiensi, dan waktu yang tept.
b. Metode GPS (Global Positioning System)
c. Metode Sipat Datar Luas, Perhitungan luas yang dapat dilakukan secara analog, mekanis, planimetris, dan numeris digital.
d. Metode Offset Adalah pengukuran titik-titik yang menggunakan alat-alat sederhana, yaitu; pita ukur, jalon, meja ukur, mistar , dsb.

Selengkapnya....

Pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung FPOK UPI

Pelaksanaan pada suatu proyek merupakan wujud nyata dari kegiatan-kegiatan sebelumnya, antara lain tahap perencanaan; tahap perekayasaan dan perancangan; tahap pengadaan; tahap pelaksanaan; tahap tes operasional; tahap pemanfaatan dan pemeliharaan. Oleh sebab itu dalam suatu kegiatan proyek konstruksi diperlukan adanya kerjasama yang baik diantara pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan konstruksi tersebut. Dengan adanya manajeman yang baik pada sebuah proyek konstruksi, dapat dipastikan bahwa hasilnya nanti akan baik pula, terutama di dalam me-manage orang-orang yang terlibat langsung dilapangan.

Untuk sistem pengadaan jasa konstruksi pada Proyek THE DEVELOPMENT AND UPGRADING OF INDONESIA UNIVERSITY OF EDUCATION yang terdiri dari 11 dedung dimana didalamnya terdapat gedung FPOK, yaitu dengan cara Pelelangan Umum, dimana pada pelelangan ini dimenangkan oleh kontraktor PT. ADHI KARYA (PERSERO), TBk. Untuk pengadaan jasa konsultan perencana dan konsultan pengawas proyek ini, owner melalui Project Managenent Unit Unipersitas Pendidikan Indonesia (PMU UPI) menunjuk secara langsung, yaitu PT. YAIKA GEMA UTAMA sebagai konsultan perencana dan PT. BIRO INSINYUR EXAKTA ASOSIATION WITH PT. TRI CIPTAINDO SEMESTA sebagai konsultan pengawas.

Untuk sistem pendanaan proyek ini bersumber pada bantuan dari IDB LOAN IND, yang dilakukan secara bertahap berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Angsuran pembayaran dilakukan sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dilaksanakan sekurang-kurangnya 10%. Pembayaran uang muka dilakukan setelah kedua belah pihak menandatangani surat perjanjian. Dan terakhir, apabila prestasi pekerjaan telah mencapai 100%. Maka jumlah angsuran/pembayaran yang dibayarkan sama dengan harga kontrak yang telah disepakati.

Waktu kerja pada Proyek Pembangunan Gedung FPOK dimulai dari jam 08.00-17.00 WIB dan waktu istirahat pada jam 12.00-13.00 WIB selama 7 hari kerja. Sistem pengupahan dalam proyek ini yaitu dengan sistem upah tenaga harian, upah ini diberikan secara harian dan pembayaran dilakukan seminggu sekali dan jumlah upah yang diberikan tergantung dari tingkat kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh pekerja. Sedangkan untuk pegawai tetap dalam hal ini karyawan dari kontraktor pelaksana dibayarkan setiap satu bulan sekali.

Selengkapnya....

Tujuan dan Ruang Lingkup Kerja Praktek Industri

Tujuan Praktek industri
Mahasiswa dapat mengamati secara langsung pelaksanaan suatu proyek pembangunan dan melakukan studi perbandingan antara ilmu yang didapat di kuliah dengan ilmu yang diterapkan dilapangan adapun tujuan dilaksanakanyta praktek industri adalah:
1. Salah satu proses aplikasi dari ilmu yang diperoleh dari hasil belajar di kampus.
2. Mahasiswa dapat mengetahui langsung cara penanganan suatu peroyek serta koordinasinya di lapangan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui secara langsung kendala-kendala di lapangan dalam pelaksanaan suatu proyek
4. Mahsiswa dapat memberikan penilaian atas potensi, kemampuan, yang selama ini ia dapatkan di kampus dengan tantangan dunia kerja (lapangan) yang sebenarnya.
5. Mahasiswa dibiasakan lebih “familiar” dengan permasalahan proyek di lapangan baik yang berhubungan dengan pengetahuan mengenai bahan-bahan material, cara me-manage tenaga kerja, cara me-manage pelaksanaan proyek, cara menyelesaikan sejumlah masalah teknis, cara me-manage sebuah perusahaan konstruksi, dll.
6. Mahasiswa dibiasakan mempunyai sense of engineer melihat permasalahan-permasalahan proyek di lapangan.


Ruang lingkup Praktek industri
Kegiatan Praktik Industri yang penulis amati dan teliti adalah:
1. Manajemen Proyek
2. Pekerjaan kolom beton
3. Pekerjaan balok beton
4. Pekerjaan penulangan plat lantai beton
5. Pengecoran plat lantai beton
6. Pekerjaan Dinding
7. Pekerjaan perhitungan praktis jumlah alat, bahan, dan material yang dibutuhkan di lapangan.
8. Mempelajari beberapa hal yang unik baik dalam pekerjaan teknis maupun non teknis yang di temukan di lapangan.

Selengkapnya....

Perencanaan Geometrik Jalan Raya

Perencanaan geometrik adalah bagian dari perencanaan jalan yang bersangkut paut dengan dimensi nyata dari bentuk fisik dari suatu jalan beserta bagian-bagiannya, masing-masing disesuaikan dengan tuntutan serta sifat-sifat lalu lintas untuk memperoleh modal layanan transfortasi yang mengakses hingga ke rumah-rumah.

Dalam perencanaan geometrik jalan terdapat beberapa parameter perencanaan seperti kendaraan rencana, kecepatan rencana, volume dan kapasitas jalan, dan tingkat pelayanan yang diberikan oleh jalan tersebut. Parameter – parameter ini merupakan penentu tingkat kenyamanan dan keamanan yang dihasilkan oleh suatu bentuk geometrik jalan

Dalam menentukan trase kita akan menghadapi beberapa persoalan diantaranya mengenai bentuk dari permukaan alam yang tidak teratur, turun naik kemudian keadaan tanah dasar dan lain sebagainya.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan trase diantaranya yaitu :
1. Perencanaan Garis trase dibuat sependek mungkin.
2. Dipilih Route rencana jalan dipilih sedatar mungkin mengikuti garis kontur atau transis.
3. Syarat antara sudut belokan pertama dan sudut belokan kedua diusahakan sepanjang – panjangnya. (4,0 cm pada gambar dengan skala 1 : 10.000).
4. Perencanaan sudut belok pada masing-masing tikungan disesuaikan dengan kecepatan rencana kendaraan (Vr)
.

Walaupun kita tahu bahwa jarak yang tersingkat untuk menghubungkan dua tempat adalah merupakan garis lurus, tetapi dalam hai ini tidak mungkin untuk membuat centre line selurus – lurusnya karena banyak menghadapi rintangan – rintangan yang berupa bukit, lembah, sungai yang sukar dilalui, maka trase jalan dibuat sedemikian rupa dengan memperhatikan faktor keamanan dan kenyamanan pemakai jalan.

Untuk menghitung koordinat ada dua alternatif hitungan, yaitu :
1. Pengukuran lapangan langsung.
2. Perhitungan pada peta topografi.
Pada perencanaan disini hanya akan dibahas perhitungan koordinat dari peta topografi. Yaitu dengan cara menginterpolasi koordinat yang telah ada pada peta topografi yaitu dengan adanya perpotongan sumbu X dan sumbu Y.

Selengkapnya....

PEMUSNAHAN SAMPAH DENGAN CARA PENGOMPOSAN

Istilah dan definisi:
1. Sampah organic rumah tangga adalah sampah yang berasal dari rumah tangga berupa sampah yang dapat membusuk seperti sisa makanan, sisa sayuran, sisa buah-buahan dan sampah halaman
2. Pengomposan adalah proses biologis yang terjadi pada pembusukan sampah karena adanya kegiatan jasad renik dengan menghasilkan produk kompos yang aman
3. Kompos adalah bentuk akhir dari bahan-bahan organic setelah mengalami proses dekomposisi dan berfungsi sebagai penyubur tanah
4. Pemilahan sampah adalah langkah untuk memilah-milah bahan yang masih dapat dimanfaatkan sesuai dengan jenisnya sebagai contoh bahan organic yang dapat digunakan untuk bahan baku kompos

Ketentuan-ketentuan Teknis Pengomposan
1. Lokasi
Lokasi dekat pada Tempat Pembuangan Sementara (TPS) atau Transfer Depo, karena dalam pengomposan akan terdapat sisa-sisa sampah yang tidak dapat dikomposkan dan harus diangkut ke TPA.
Lahan yang diperlukan minimal 94 m2 – 112 m2 untuk tempat pengomposan.
2. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi minimal 3 m3/hari atau 600 kg sampah/hari atau 1 cetakan/hari.
3. Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengusahakan daur ulang sampah dengan pengomposan kapasitas 1 cetakan kompos/hari atau + 600 kg/hari adalah 4 orang dengan jam kerja efektif selama 7 jam.
4. Penataan Ruang

Selengkapnya....

Pencamaran Udara

Pada keadaan normal sebagian besar udara terdiri dari oxygen dan nitrogen {90°l0}. Tetapi aktivitas manusia dapat mengubah komposisi kimiawi udara sehingga terjadi pertambahan jumlah species, ataupun meningkafkan konsentrasi zat-zat kimia yang sudah ada. Aktivitas manusia yang menjadi sumber pengotoranlpencemaran udara adalah buangan industri, kendaraan bermotor dan pembakaran rumah dan di ladang-ladang.
Pengaruh terhadap kesehatan akan tampak apabila kadar zat pengotor meningkat sehingga timbul penyakit pada manusia, hewan, tumbuhan. Pada kadar yang demikian, maka udara disebut telah tercemar.
Udara bebas : udara yang secara alamiah ada disekitar kita
Udara fidak bebas : udara yang berada di dalam ruangan bangunan seperti perumahan, sekolah, rumah sakit, sumur dan tambang-tambang.

Zat pencemar sebagai aktivitas manusia dapat digolongkan :
1. Zat kimia : karbon monoxyda, oxyda sulfur, oxyda nitrogen, hidrokarbon dan partikulat, karbon dioxida;
2. Zat fisis : kebisingan, sinar ultra violet, sinar infra merah,gebmbang mikro, gebmbang e(ektromagne6k, sinar radioaktif
3.Zat biologis : virus,spora (udara bebas) ; bakteria, virus, jamur, cacing {udara tidak bebas}

Selengkapnya....

Slump Test

Test Slump dilakukan untuk mengetahui mutu beton yang digunakan apakah sesuai dengan perencanaan. Slump Test dilakukan pada saat sebelum pengecoran berlangsung. Hasil dari slump test akan diambil sampelnya untuk diuji kembali di labolatorium.Test slump tidak menggunakan kubus akan tetapi menggunakan alat yang berbentuk tabung yang pada dasarnya sama dan biasanya disebut uji silinder. Tabung tersebut berukuran 15 x 30 x 15 cm dan batang pengocok dari besi tulangan 16 dengan panjang 50 cm.

Slump test dapat dilakukan dengan cara :
a.Siapkan tabung kerucut yang berukuran diameter bawah 30 cm, tinggi 30 cm, dan diameter atas 10 cm.
b.Siapkan pula batang pengaduk, biasanya terbuat dari besi bulat dengan panjang ± 50 cm.
c.Simpan kerucut dimana bagian atas berdiameter 10 cm.
d.Ambil beton dan masukan ke dalam kerucut hingga penuh dengan tiga kali tahapan pengisian.
e.Setiap tahapan pemasukan beton tusuk-tusuklah dengan menggunakan tongkat sebanyak 25-30 kali.
f.Buka kerucut dengan perlahan.
g.Simpanlah kerucut pada samping beton yang akan diuji.
h.Ukur penurunan beton yang terjadi setelah kerucut dibuka, dengan cara menyimpan tongkt di atas kerucut dan ukur kedalaman beton tersebut dari tongkat dengan meteran.
i.Toleransi dari kekentalan beton yang diinginkan untuk test ini yaitu ± 2 cm. Ketentuan pada proyek ini kekentalan beton yang ditetapkan adalah 12 cm.
j.Jika test benar maka beton dapat digunakan.

Selengkapnya....

Perkembangan Baja di Indonesia

Menurut penelitian jumlah konsumsi baja suatu bangsa dapat dijadikan indikator tingkat kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Negara-negara maju umumnya mengonsumsi 700 kilogram baja per jiwa per tahun. Masyarakat Indonesia baru mengonsumsi 20 kilogram per jiwa. Ini berarti baja masih belum dirasakan keberadaannya oleh masyarakat Indonesia.

Baja dengan nilai ekonomi tinggi dan berfungsi vital masih belum mendapat perhatian dengan baik oleh pemerintah. Maka, daya dukung baja terhadap kinerja dan performan proses produksi sangat lemah. Dampaknya, produk-produk Indonesia belum bisa berkompetisi dengan produk dari negara lain baik dalam jumlah produksi, kualitas, dan ketepatan waktu penyebarannya.
Indonesia yang dikenal kaya sumber daya alam harus mengimpor 100 persen bahan baku baja (pellet) dan 60-70 persen scrap baja untuk keperluan industri bajanya. Ini masih ditambah teknologi pengolahan baja yang tidak efisien karena menggunakan sumber energi gas yang semakin meningkat harganya serta teknologi yang masih tergantung kepada negara pemberi lisensinya.

Dari hasil survei, diketahui bahwa cadangan bijih besi di Indonesia berjumlah cukup besar dan tersebar di beberapa pulau, seperti Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Irian Jaya dengan total melebihi 1.300 juta ton, meskipun dengan kadar kandungan besi yang masih rendah antara 35-58 persen Fe. Sementara itu, bahan pendukung, seperti batu bara dan kapur, juga melimpah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Cadangan ini dapat memenuhi konsumsi besi baja dalam negeri sekitar 2,5 ton per jiwa. Berarti Indonesia punya modal menjadi masyarakat berbasis industri.

Permasalahannya hanyalah bagaimana menciptakan teknologi peleburan bijih besi yang sedikit lebih rendah kadar besinya. Pemerintah harus segera membentuk tim khusus pengembangan teknologinya. Kalau Jepang yang di masa Perang Dunia II tak punya bijih besi kini mampu berkembang, Indonesia tentu bisa lebih baik.
Dewasa ini, pengembangan teknologi manufaktur besi baja sudah sangat berkembang di beberapa negara maju, tinggal bagaimana mentransfer atau "mencuri" teknologi tersebut dan diterapkan di Indonesia.

Selengkapnya....

Baja Untuk Masa Depan

Pengembangan bahan baja telah menjawab tantangan kebutuhan industri di masa depan, di mana "kompaksisasi", konservasi energi, dan pelestarian lingkungan menjadi faktor-faktor terpenting dalam pengembangan produk dalam industri.
Lembaran baja panas dilewatkan pada dua buah rol pengepres yang berbeda diameternya dan langsung didinginkan untuk mencegah pertumbuhan butiran ferrite. Hasilnya struktur baja tetap halus meskipun telah menjadi produk baja. Hal inilah yang menyebabkan peningkatan sifat mekanik dan umur penggunaannya menjadi dua kali lipat. Super baja ini telah diproduksi oleh perusahaan baja Nakayama Steel di Jepang.
Dengan peningkatan performan besi baja, muncul harapan baru di bidang perindustrian, seperti memungkinkan pengurangan bahan baja, sehingga produk menjadi lebih ringan dan kompak, menghemat energi karena pengurangan beban pada penggunaannya, dan ramah lingkungan karena mengurangi eksploitasi sumber daya alam.

Desain kerangka mobil masa depan, misalnya, hanya memerlukan setengah bahan baja. Beban daya yang diperlukan untuk menggerakkan mobil itu jadi relatif lebih ringan sehingga efisiensi dan performan mobil juga meningkat. Mungkin di masa datang, berat mobil hanya ratusan kilogram saja, namun dapat digunakan dengan beban seperti sekarang.
Hal ini juga memungkinkan mengakselerasi pengembangan teknologi ruang angkasa, karena peningkatan performan pesawat ulang-alik atau roket dan sebagainya. Khususnya akhir-akhir ini, dengan "teknologi nano", sifat-sifat baja dapat dikontrol dan disesuaikan dengan kebutuhan bahan yang diperlukan dalam proses produksi.
Jika rekayasa "teknologi nano" berhasil, dapat dibayangkan berapa juta ton bijih besi (separuh dari eksploitasi sekarang) dapat dihemat.

Penulis juga telah berhasil membuat besi baja berstruktur halus dengan ukuran butiran dibawah 1 mikrometer dengan menggunakan teknologi metalurgi bubuk dalam skala laboratorium. Jika berhasil diindustrialisasikan, di masa depan daur ulang besi baja menjadi sangat simpel dan dapat menghemat pemakaian energi dalam proses daur ulang.
Indonesia yang kaya akan bijih besi dan bahan pendukung proses pembuatan baja harus mampu bangkit dan mandiri dalam memenuhi kebutuhan industri perbajaannya. Pemerintah, perusahaan, dan para pakar terkait harus bisa merumuskan sebuah strategi dalam penguasaan teknologi baja guna menyongsong masyarakat Indonesia berbasis industri.

Selengkapnya....

Pengertian Baja

Baja adalah bahan dasar vital untuk industri. Semua segmen kehidupan, mulai dari peralatan dapur, transportasi, generator pembangkit listrik, sampai kerangka gedung dan jembatan menggunakan baja. Eksploitasi besi baja menduduki peringkat pertama di antara barang tambang logam dan produknya melingkupi hampir 95 persen dari produk barang berbahan logam.

Belakangan dunia perindustrian digemparkan oleh kabar peningkatan performan (kekuatan dan umur) baja menjadi dua kali lipat. Untuk mendapatkan baja dengan kekuatan sama dengan yang konvensional, hanya perlu setengah dari bahan sebelumnya dengan ketebalan dan berat juga setengahnya.

Baja super ini diperoleh dengan menghaluskan struktur mikronya menjadi seperlima dari baja sebelumnya atau bahkan lebih kecil lagi (di bawah 1 mikrometer). Nakayama Steel, sebuah perusahaan di Jepang, telah berhasil memproduksi lembaran baja super dengan kekuatan tarik 600 MPa atau sekitar 1,5 kali kekuatan tarik baja biasa. Kenaikan performan baja diharapkan dapat mengurangi berat bahan sehingga meningkatkan efisiensi dan menghemat sumber daya alam

Baja adalah paduan logam yang tersusun dari besi sebagai unsur utama dan karbon sebagai unsur penguat. Unsur karbon inilah yang banyak berperan dalam peningkatan performan. Perlakuan panas dapat mengubah sifat baja dari lunak seperti kawat menjadi keras seperti pisau. Penyebabnya adalah perlakuan panas mengubah struktur mikro besi yang berubah-ubah dari susunan kristal berbentuk kubik berpusat ruang menjadi kubik berpusat sisi atau heksagonal.
Dengan perubahan struktur kristal, besi adakalanya memiliki sifat magnetik dan adakalanya tidak. Besi memang bahan bersifat unik.

Bijih besi bertebaran hampir di seluruh permukaan Bumi dalam bentuk oksida besi. Meskipun inti Bumi tersusun dari logam besi dan nikel, oksida besi yang ada di permukaan Bumi tidak berasal darinya, melainkan dari meteor yang jatuh ke Bumi.

Di Australia, Brasil, dan Kanada, ditemukan bongkahan bijih besi berketebalan beberapa puluh meter dan mengandung 65 persen besi. Besi adalah unsur yang sangat stabil dan merupakan unsur terbanyak ke delapan di Jagat Raya setelah silikon. Pada lapisan kulit Bumi, besi merupakan unsur logam terbanyak ketiga setelah silikon dan aluminium. Hampir lebih dari 70 abad lalu-5.000 tahun sebelum Masehi-dari peninggalan di Mesopotania, Iran, dan Mesir diketahui bahwa manusia telah menguasai teknologi pembuatan peralatan dari besi baja untuk berburu. Suku Hatti dan Hittite- 2.500-1.500 tahun sebelum Masehi-di daerah Anatria dan Armenia telah berhasil membuat pedang besi berukuran besar dan baju besi dengan proses semi-lebur.

Selengkapnya....